Banyak orang tua tidak siap saat masuk usia pensiun. Gelisah. Kalangkabut, bingung tak tahu apa yang akan dikerjakan. Tak heran, banyak yang stres, strok, akhirnya stop.Yang merasuki pikirannya adalah, masuk usia pensiun artinya sudah tua, tak berdaya, ditinggalkan, dan dekat-dekat kematian.
Pikiran picik seperti ini, membuat orang tidak bahagia. Stres, marah2, suka tersinggung, kaya anak kecil, dan takut.
Bila pikiran ini, dibiarkan, dan dihidupi terus-menerus, bisa menjadi penyakit bagi yang berasangkutan. Tak heran sering kita dengar kata orang, "Dulu masih segar, setelah pensiun mulai sakit-sakit, cepat tersinggung, tambah lagi kekanak-kanakan".
Gelisah akan hari-hari pensiun, sering membuat orang bertindak diluar dugaan: omong seenaknya, tidak tau diri, GEGANA: gelisah, galau, merana. Apa lagi saat masih muda, selalu dihormati, disegani, punya jabatan, kekuasaan, pokonya selalu di atas dan tidak pernah turun jabatan
Heri Pujianto menulis: Mengapa orang gelisah saat pensiun: "Karena apa? Karena kebutuhan hidup belum berkurang banyak sedangkan penghasilan sudah berkurang banyak dan tidak mencukupi untuk biaya hidup atau bahkan tidak memiliki lagi dana untuk hidup pada masa pensiun (tidak memiliki dana pensiun).
Akhirnya ada yang tergantung kepada pihak lain. Masih beruntung jika ada anak atau keluarga yang bisa membantunya.
Tetapi ada yang terpaksa tetap bekerja dengan kondisi yang sudah memprihatinkan (tidak layak untuk bekerja secara fisik).
Mereka terpaksa bekerja keras sepanjang hidup. Mereka tidak memiliki masa pensiun apalagi menikmati masa pensiun.
Hal ini bisa dicegah jika kita memilki dana pensiun. Memiliki uang atau penghasilan yang kita peroleh pada masa pensiun tanpa harus bekerja lagi.
Penghasilan tersebut harus cukup untuk membiayai kehidupan kita tanpa harus menurunkan derajat kehidupan ekonomi (menurunkan biaya dan gaya hidup)." (Kompasiana 11 Januari 2020).
Maka kunci untuk menikmati hari pensiun adalah: