Namanya, Yasintah Luruk Bria, atau biasa di panggil ibu Sinta. Perempuan asli Malaka, Nusa Tenggara Timur, belakangan ini membantu mempromosikan kain tenun, asli Malaka, yang dihasilkan oleh orang orangnya sendiri.
Ia berkisah, "saya menjual kain tenun karena berawal dari hobby koleksi kain tenun dalam bentuk baju modifikasi kain tenun. ketika sy posting foto dgn pakaian adat  di facebook, banyak yg komentar dan tanya beli di mana? dan harga berapa?, sehingga sy melihat ini sebagai peluang usaha baru untuk mendapatkan penghasilan tambahan sekaligus membantu memasarkan hasil karya masyarakat sendiri", katanya.
Memang tidak mudah menghasilkan tenun, apa lagi dikerjakan secara tradisional. Untuk menghasilkan 1 kain tenun, dibutuhkan waktu 1 bulan, bahkan lebih. Kain tenun itu, kemudian dijual dengan kisaran harga 1 juta lebih.
Sering, penenun menghadapi banyak kendala, misalnya modal dan juga pemasaran. Para pengrajin kain tenun, adalah orang orang sederhana, mereka juga membutuhkan modal, juga butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kendala inilah juga memotivasi, ibu Sinta, untuk membantu masyarakat kecil, mempromosikan dan memasarkan tenun ikat yang di hasilkan oleh masyarakat.
Kami bangga, usaha sederhana ini. Kiranya dengan promosi kain tenun ini, tidak hanya membantu masyarakat kecil, tetapi juga, melestarikan budaya setempat***
Atb, 05 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H