Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indahnya Tenunan Malaka

5 Juni 2019   22:26 Diperbarui: 5 Juni 2019   22:48 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya, Yasintah Luruk Bria, atau biasa di panggil ibu Sinta. Perempuan asli Malaka, Nusa Tenggara Timur, belakangan ini membantu mempromosikan kain tenun, asli Malaka, yang dihasilkan oleh orang orangnya sendiri.

Ia berkisah, "saya menjual kain tenun karena berawal dari hobby koleksi kain tenun dalam bentuk baju modifikasi kain tenun. ketika sy posting foto dgn pakaian adat  di facebook, banyak yg komentar dan tanya beli di mana? dan harga berapa?, sehingga sy melihat ini sebagai peluang usaha baru untuk mendapatkan penghasilan tambahan sekaligus membantu memasarkan hasil karya masyarakat sendiri", katanya.

dokpri
dokpri
"Yang paling utama adalah untuk melestarikan dan mempromosikan kain tenun khususnya Malaka. Ini baru berjalan dua bulan."

Memang tidak mudah menghasilkan tenun, apa lagi dikerjakan secara tradisional. Untuk menghasilkan 1 kain tenun, dibutuhkan waktu 1 bulan, bahkan lebih. Kain tenun itu, kemudian dijual dengan kisaran harga 1 juta lebih.

Sering, penenun menghadapi banyak kendala, misalnya modal dan juga pemasaran. Para pengrajin kain tenun, adalah orang orang sederhana, mereka juga membutuhkan modal, juga butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

dokpri
dokpri
Adanya kebutuhan keluarga mendesak, sering mereka memasarkannya dibawa harga standar, yang penting dapat uang.
Kendala inilah juga memotivasi, ibu Sinta, untuk membantu masyarakat kecil, mempromosikan dan memasarkan tenun ikat yang di hasilkan oleh masyarakat.

Kami bangga, usaha sederhana ini. Kiranya dengan promosi kain tenun ini, tidak hanya membantu masyarakat kecil, tetapi juga, melestarikan budaya setempat***

dokpri
dokpri

Atb, 05 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun