Mohon tunggu...
Bernadetta Criselly
Bernadetta Criselly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga - Bahasa dan Sastra Inggris

Interested in culture and literature, leave a like and hope it helps!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Makna Ikon Indeks dan Simbol dalam Novel Gadis Kretek

6 Juli 2024   19:22 Diperbarui: 6 Juli 2024   19:29 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala bercerita kisah penuh intrik dan romantisme di balik bisnis kretek terbesar di Kudus. Dari cinta yang terlarang antara Soeraja dan Jeng Yah hingga persaingan bisnis yang membara antara dua keluarga, novel ini menggambarkan perjalanan yang penuh dengan rahasia, ambisi, dan pengorbanan. Terdapat fenomena di balik kejayaan kretek dan bagaimana kisah-kisah cinta dan persaingan bisnis menjadi landasan bagi suksesnya sebuah kerajaan kretek. Kretek Gadis, sebuah fenomena dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala tidak hanya merupakan sekadar cerita cinta yang rumit. Melalui lensa teori semiotika Peirce, kita dapat melihat bagaimana simbol-simbol dalam kretek tersebut menjadi representasi dari hubungan antara karakter-karakter utama.


Dalam novel ini, kretek tidak sekadar sebuah produk rokok, tetapi juga mengandung makna simbolis yang dalam. Kretek Gadis, yang melambangkan cinta dan keajaiban, mencerminkan hubungan antara Jeng Yah dan Soeraja, serta persaingan bisnis yang dipicu oleh cinta segitiga mereka. Simbolisme kretek juga tercermin dalam proses pembuatannya, di mana setiap putaran tembakau dan cengkih menjadi sebuah perjalanan emosional dan spiritual bagi karakter-karakternya. Kretek yang dihasilkan bukan hanya sekedar rokok, tetapi juga sebuah karya seni yang menggambarkan kehidupan, cinta, dan ambisi. Dengan demikian, melalui kajian semiotika Peirce, kita dapat memahami bagaimana kretek dalam novel ini menjadi lebih dari sekadar produk komersial, tetapi juga menjadi representasi dari kompleksitas hubungan manusia dan dinamika bisnis yang melingkupinya.


Novel Gadis Kretek memiliki daya tarik yang kuat karena menyajikan cerita yang kaya akan intrik keluarga, persaingan bisnis, dan kisah cinta yang rumit. Dengan latar belakang budaya Jawa dan sejarah kretek yang kental, novel ini menawarkan potret yang menarik tentang kehidupan dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Jawa. Peneliti memilih novel ini karena ingin mengeksplorasi dinamika hubungan antar karakter, terutama dalam konteks keluarga dan bisnis. Kisah tentang pemburuan untuk menemukan Jeng Yah, perjuangan tiga anak Soeraja, dan rahasia keluarga yang terungkap menambah dimensi emosional dan ketegangan yang memikat peneliti. Selain itu, karena peneliti berpandangan bahwa novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala ini cocok untuk dianalisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce.


Teori semiotik selalu dipakai dalam berbagai cabang ilmu, baik psikologi, antropologi, sampai pada bidang sastra. Semiotik mencari acuan antara tanda dan makna sehingga terjalin hubungan saling keterkaitan. Menurut Teori Semiotika Charles Sanders Peirce,semiotika didasarkan pada logika, karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan penalaran menurut Peirce dilakukan melalui tanda-tanda (Kaelan, 2017: 160). Semiotika Peirce merupakan semiotik analitis. Nurgiyantoro (2012: 41) menyebutkan bahwa dalam teori Peirce sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Dalam kajiannya, Peirce membagi tiga elemen tanda (hubungan triadik) yang disebut dengan segitiga makna. Segitiga makna ini mencakup tanda (ground), objek, dan interpretant. Adapun ketiga elemen tersebut, dijelakan oleh Peirce sebagai proses semiosis.

Berikut adalah hasil data dan pembahasan dari tiga teori milik Charles Sanders Pierce:
1. Ikon
TTIN 1.1"Di bawah terik matahari, daun-daun tembakau mengering, berubah menjadi kecoklatan, seperti kulit kusam yang terbakar sinar matahari."
Dalam kutipan ini, daun tembakau yang mengering digambarkan sebagai "kulit kusam yang terbakar sinar matahari." Deskripsi ini berfungsi sebagai ikon karena ada kemiripan fisik antara daun tembakau yang mengering dan kulit yang terbakar matahari.
 
TTIN 1.2"Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, gadis itu duduk di pinggir jalan sambil menggulung tembakau di selembar kertas tipis"
Dalam kutipan ini berfungsi sebagai ikon karena memberikan gambaran visual yang langsung dapat dikenali oleh pembaca. Gambaran seorang gadis yang menggulung tembakau jelas menyerupai kegiatan merokok kretek, menciptakan hubungan langsung antara deskripsi dan objek yang diwakilinya.
 
TTIN 1.3"Kretek buatan Jeng Yah dengan cermat, daun tembakau yang diiris halus dan disusun rapi, menghasilkan rasa dan aroma yang tiada tara."
Deskripsi tentang kretek buatan Jeng Yah merupakan ikon dari kualitas tinggi dan keahlian tradisional dalam pembuatan kretek. Gambaran ini memungkinkan pembaca untuk membayangkan bentuk fisik dan kehalusan kretek yang dihasilkan.
 
Semua kutipan di atas, ikon digunakan untuk menciptakan representasi visual atau auditori yang mirip dengan objek atau proses yang digambarkan. Narasi dalam Gadis Kretek menggunakan ikon untuk membantu pembaca membayangkan dengan jelas aktivitas, suara, dan kondisi yang terkait dengan produksi rokok kretek.
 
2. Indeks
TTIK 2.1"Bau cengkih yang menyengat seketika mengingatkan aku pada nenek yang sering duduk di beranda sambil melinting kretek."
Bau cengkih di sini bertindak sebagai indeks yang menunjuk pada kehadiran nenek dan aktivitasnya melinting kretek. Ada hubungan kausal antara bau cengkih dan ingatan akan nenek yang sering melinting kretek di beranda.
 
TTIK 2.2"Asap tipis mengepul dari dapur, menandakan bahwa ada yang sedang memasak disana"
Asap tipis yang mengepul dari dapur adalah indeks dari aktivitas memasak yang sedang berlangsung. Asap ini menunjukkan proses memasak tanpa harus melihat langsung siapa yang memasak atau apa yang sedang dimasak.
 
TTIK 2.3"Jejak langkah berlumpur di lantai kayu menunjukkan seseorang baru saja masuk dari kebuh setelah hujan reda"
Jejak langkah berlumpur di lantai kayu adalah indeks dari seseorang yang baru saja datang dari luar, khususnya dari kebun setelah hujan. Jejak tersebut menunjukkan keberadaan dan aktivitas sebelumnya tanpa harus menggambarkan orang atau aktivitas itu secara langsung.
 
TTIK 2.4"Langit merah di ufuk barat menjadi tanda senja sudah tiba"
Langit merah di ufuk barat adalah indeks dari waktu senja. Perubahan warna langit ini secara alami menandakan peralihan waktu dari siang ke malam, menunjukkan hubungan sebab-akibat antara posisi matahari dan waktu.
 
Dalam semua kutipan diatas, tanda-tanda seperti bau cengkeh, jejak berlumput, asap tipis, dan langit merah berfungsi sebagai indeks sesuai teori semiotika Peirce. Mereka menunjukkan hubungan langsung dan alami dengan objek peristiwa yang diwakilinya, membantu pembaca jmemahami situasi atau kondisi tanpa deskripsi langsung yang eksplisit.
 
3. Simbol
TTSI 3.1"Pabrik kretek itu adalah jantung desa kami. Tanpa pabrik itu, desa ini tidak akan bisa hidup"
Istilah "jantung" di sini adalah simbol. Secara biologis, jantung adalah organ vital yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam kutipan ini, "jantung" digunakan secara simbolis untuk menunjukkan betapa pentingnya pabrik kretek bagi kehidupan ekonomi dan sosial desa. Ini berdasarkan konvensi bahwa "jantung" dapat melambangkan pusat kehidupan atau vitalitas.
 
TTSI 3.2"Suara kretek yang terbakar seperti simfoni kecil di telinga mereka yang mecintai rokok tradisional ini"
Kata "simfoni" digunakan sebagai simbol. Simfoni secara konvensional mengacu pada komposisi musik yang kompleks dan indah. Dalam kutipan ini, suara kretek yang terbakar diibaratkan dengan simfoni, menggambarkan keindahan dan kompleksitas suara tersebut bagi para pencinta kretek, meskipun tidak ada hubungan langsung antara suara kretek dan musik simfoni.
 
TTSI 3.3"Setiap helai tembakau yang diramu menjadi kretek adalah warisan nenek moyang yang tidak ternilai harganya"
"Warisan nenek moyang" adalah simbol. Frasa ini secara konvensional digunakan untuk merujuk pada nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dalam konteks ini, tembakau yang diramu menjadi kretek melambangkan kontinuitas dan penghargaan terhadap tradisi leluhur.
 
Dalam semua data di atas, simbol digunakan untuk mengaitkan tanda-tanda dengan makna yang lebih dalam melalui kesepakatan atau konvensi budaya. Simbol dalam novel Gadis Kretek membantu menyampaikan ide-ide kompleks dan nilai-nilai budaya yang terkait dengan kretek dan kehidupan sosial masyarakat yang diceritakan dalam novel.

Kesimpulan dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, penerapan teori semiotika Peirce terlihat dalam penggunaan tanda-tanda yang meliputi ikon, indeks, dan simbol untuk menciptakan makna dan menggambarkan kompleksitas budaya budaya seputar kretek. . Novel "Gadis Kretek" tidak hanya mengisahkan tentang kisah perempuan-peempuan yang terlibat dalam industri kretek, tetapi juga menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi seputar rokok kretek di Indonesia. Melalui teori semiotika Peirce, pembaca dihadapkan pada pengalaman membaca yang menguggah imajinasi dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kretek.


Pada Ikon (TTIN) ditemukan 3 data, (1) "kulit kusam yang terbakar sinar matahari." sebagai ikon karena ada kemiripan fisik antara daun tembakau yang mengering dan kulit yang terbakar matahari. (2) karena memberikan gambaran visual yang langsung dapat dikenali oleh pembaca. Gambaran seorang gadis yang menggulung tembakau jelas menyerupai kegiatan merokok kretek. (3) Gambaran yang memungkinkan pembaca untuk membayangkan bentuk fisik dan kehalusan kretek yang dihasilkan.
Pada Indeks (TTIK) ditemukan 4 data, (1) Bau cengkih yang bertindak sebagai indeks yang menunjuk pada kehadiran nenek dan aktivitasnya melinting kretek. (2) Asap ini menandakan proses memasak tanpa harus melihat langsung siapa yang memasak atau apa yang sedang dimasak. (3) Jejak tersebut menunjukkan keberadaan dan aktivitas tanpa harus menggambarkan orang atau aktivitas itu secara langsung. (4) Perubahan warna langit yang secara alami menandakan peralihan waktu dari siang ke malam, menunjukkan hubungan sebab-akibat antara posisi matahari dan waktu.


Pada Simbol (TTSI) ditemukan 3 data. (1) "jantung" digunakan secara simbolis untuk menunjukkan betapa pentingnya pabrik kretek bagi kehidupan ekonomi dan sosial desa. Ini berdasarkan konvensi bahwa "jantung" dapat melambangkan pusat kehidupan atau vitalitas. (2) suara kretek yang terbakar diibaratkan dengan simfoni, menggambarkan keindahan dan kompleksitas suara tersebut bagi para pencinta kretek, meskipun tidak ada hubungan langsung antara suara kretek dan musik simfoni. (3) pada kutipan "Warisan nenek moyang" adalah simbol. Dalam konteks ini, tembakau yang diramu menjadi kretek melambangkan kontinuitas dan penghargaan terhadap tradisi leluhur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun