Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau, Aku, Dia

20 Juni 2014   13:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akan kuingat ketika detik menepi
Tentang kita semalam di sini
Bertukar ujar dan mimpi
Berbagi fakta dan fiksi
Bicara tentang nyata dan ilusi
Mengeja ingin dan kata hati

Airmatamu adalah getar emosi
Terdalam yang pernah kutemui
Dan kupeluk kau sepenuh diri
Hingga malam beranjak pagi
Saat geming lelah tak berasa lagi
Hanya tersisa seonggok melodi

Cintaku Pertiwi
Lukamu lukaku luka kita sendiri
Tawamu tawaku tawa kita semoga abadi
Bersama mengais sepotong senyum Sang Putri
Bawa dia meraih mimpi
Dalam sejenak hidup bukan lagi ilusi

__________

(Salemba.20.06.2014)
Karena hidup itu kau
Karena cinta itu aku
Karena cahaya putih itu dia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun