Selain itu, kebijakan pemerintah yang terkadang kurang mendukung dalam hal harga komoditas, distribusi, dan perlindungan pasar juga membuat pertanian menjadi sektor yang tidak stabil untuk dijadikan pilihan karir. Tanpa dukungan dari pihak-pihak terkait, usaha pertanian untuk anak muda menjadi semakin sulit.
Lalu, langkah-langkah kongkrit apa yang diperlukan agar menarik minat petani muda?
Menyediakan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Modern. Pendidikan pertanian berbasis teknologi modern harus ditingkatkan. Program pelatihan khusus untuk pemuda perlu diperbanyak dengan memperkenalkan inovasi, seperti pertanian berbasis Internet of Things (IoT), drone untuk pemantauan lahan, hingga sistem irigasi otomatis.Â
Pemerintah dan lembaga terkait juga bisa menggandeng perguruan tinggi dan perusahaan swasta untuk menyediakan inkubator bisnis bagi calon petani muda.
Pemberian Akses Modal yang Lebih Mudah. Pemerintah perlu memperluas skema pembiayaan yang mudah diakses oleh petani muda, misalnya melalui kredit dengan bunga rendah atau program bantuan modal usaha untuk sektor pertanian. Selain itu, skema kolaborasi dengan investor swasta dan program inkubasi agribisnis dapat menjadi solusi untuk membantu anak muda yang ingin memulai usaha di bidang ini.
Mengubah Citra Profesi Petani melalui Sosialisasi dan Kampanye Positif. Pemerintah dan media perlu melakukan kampanye yang menyosialisasikan bahwa profesi petani adalah profesi mulia dan penting bagi keberlangsungan negara.Â
Dengan menampilkan petani sukses yang memanfaatkan teknologi modern, diharapkan citra positif ini dapat menarik minat generasi muda. Kisah sukses petani muda yang berhasil di sektor pertanian harus lebih sering dipublikasikan agar dapat menginspirasi lainnya.
Minimnya minat petani muda merupakan masalah serius yang harus segera ditangani. Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa "Untuk menjaga ketahanan pangan, kita perlu memastikan bahwa anak muda tertarik ke sektor pertanian. Kalau pemerintah tidak segera memberikan dukungan, kita akan kehilangan regenerasi petani."Â
Dengan mengubah pandangan negatif tentang profesi petani, menyediakan pendidikan dan teknologi modern, serta mempermudah akses modal, diharapkan generasi muda tertarik untuk kembali terjun ke sektor pertanian. Pandangan para tokoh menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat adalah kunci untuk mewujudkan perubahan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H