Mohon tunggu...
Atiar
Atiar Mohon Tunggu... Petani - Penulis Lepas

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengertian dan Dimensi Keluarga dalam Konteks Sosial dan Spiritual

23 Juni 2024   10:47 Diperbarui: 23 Juni 2024   10:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebersamaan keluarga sumber: (Dokpri)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian keluarga adalah bapak, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga merupakan satuan hidup sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. "Dalam kamus besar bahasa Indonesia Modern secara harafiah keluarga berarti sanak saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah, anak bini."

 Sedangkan dalam buku Marjorie L. Thompson, Dolores Leckey menyatakan bahwa "keluarga merupakan suatu konteks tempat kita belajar, dengan cara yang paling praktis  dan konkret, untuk mengasihi orang lain khususnya dalam kelemahan mereka." Keluarga merupakan konsep yang bersifat multidimensi. Dalam bukunya Social Structure, Murdock menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang  memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi dan terjadi reproduksi.

Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa keluarga itu terdiri atas beberapa orang tidak hanya terdiri atas satu orang. Namun keluarga lagi terbagi dua ada keluarga besar dan keluarga kecil. Keluarga besar terdiri atas ayah, ibu, kakek, nenek, tante, paman dan saudara-saudaranya. Sedangkan keluarga kecil terdiri atas ayah-ibu dan anak-anak.

Semuanya memiliki peran yang berbeda-beda ada yang menjadi kepala rumah tangga dan ada juga yang menjadi ibu rumah tangga, itulah keunikan dalam keluarga. Keluarga juga sebagai tempat untuk mempraktekan kasih, di dalam keluarga harus diterapkan mengenai cara mengasihi terutama suami-istri dan anak-anak.

Karena kasih itu diterapkan terlebih dahulu di dalam keluarga, setelah itu dilakukan juga kepada orang lain supaya mereka juga bisa merasakan yang namanya kasih terutama kepada orang-orang yang berkekurangan kasih sayang orangtua.

Perkawinan Menurut Perjanjian Lama

Ikatan permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang diresmikan oleh Allah sendiri sebelum kejatuhan manusia dalam dosa (Kejadian 1:26-27). Perkawinan dalam PL  diterima sebagai suatu norma umum. Ketika Allah memberikan Hawa kepada Adam, dikatakan "inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku (Kejadian1:26-27)."

Sebagai pengakuan hubungan permanen perkawinan atau pernikahan yang harmonis yang diciptakan oleh Allah, rusak setelah manusia jatuh dalam dosa. Dan sejak itu, institusi pernikahan menjadi kabur dan akibatnya manusia lebih cenderung untuk merusak dari pada mempertahankannya.

Di sini di jelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia segambar dengan Dia, laki-laki dan perempuan. Tuhan menugaskan mereka agar menjaga, memelihara dan melestarikan segala sesuatu yang ada di taman eden. 

Di situ Tuhan menempatkan mereka di taman eden segala sesuatu yang mereka butuhkan sudah tersedia tanpa mereka berjerih lelah untuk mencari nafkah hanya saja satu syarat yang Tuhan katakan kepada mereka berdua semua jenis makanan yang ada di dalam taman boleh dimakan tetapi pohon pengetahun tidak boleh engkau makan. Namun pada hakikatnya manusia itu tidak taat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun