Indonesia merupakan Negara terbesar yang kaya akan keberagaman suku, Â baik itu social, budaya dan bahasanya. Di Indonesia kita akan menemukan banyak kelompok etnik yang masih menjunjung tinggi adat-istiadat dan pola sukunya, salah satunya ialah suku Dayak, di Kalimantan barat.
Kalimantan barat merupakan provinsi yang ditinggali oleh beragam suku, dengan dua suku terbesar yaitu Suku Dayak dan Suku Melayu. Suku dayak adalah kelompok etnik yang mendiami pulau Kalimantan atau di sebut juga pulau borneo. Suku dayak memiliki paling sedikit 269 sub-suku dan tersebar di seluruh pelosok pulau Kalimantan.Â
Corak, Keragaman dan identitas suku dayak dapat di lihat dari tempat yang mereka diami, misalnya sub suku dayak yang ada di Kalimantan barat mereka memiliki tempat tinggal yang di sebut rumah betang radakng.
Rumah betang radakng sendiri merupakan rumah adat khas kalimantan barat yang biasa disebut dengan nama rumah betang atau rumah panjang. Nama ini diambil dari bahasa sub suku dayak kanayatn. Rumah tersebut Dirancang khusus, rumah adat ini bisa menampung penghuni hingga 500-700 orang pada bagian ruang utamanya.
Rumah adat ini tidak hanya digunakan sebagai tempat hunian suku tersebut namun juga sebagai pusat-pusat kebudayaan, ruang musyawarah dan berkumpul baik untuk pertemuan hingga penentuan berbagai nilai-nilai sanksi dan norma adat.Â
Menariknya, masyarakat dayak kalimantan barat percaya bahwa semakin banyak jumlah kepala keluarga yang tinggal dalam satu rumah akan menambah nilai baik dan kekeluargaan. Yuk, simak lebih lengkapnya mengenai rumah adat kalimantan Barat hingga keunikannya.
Ketika kalian mengunjungi Pontianak, Kalimantan barat, kalian akan di sambut hangat rumah adat betang radang. Dengan ornament bangunannya yang begitu khas seakan menyapa siapa saja yang singgah ke kota Khatulistiwa ini. Rumah adat dayak radakng ini bahkan pernah mendapatkan rekor MURI dunia.
Rumah betang radakng memiliki ukuran panjang sekitar 100-138 meter dengan tinggi sekitar 5 -- 7 meter. Dengan ukuran sebesar itu membuat rumah satu ini menjadi bangunan yang paling mewah dan sangat kental dengan corak Dayak. Hal ini dibuat dengan tujuan untuk mengantisipasi banjir dan terhindar dari binatang buas serta ancaman musuh.
Bentuk rumah adat ini sendiri merupakan rumah panggung sehingga harus menaiki tangga untuk dapat sampai di dalam rumah. Biasanya tangga ini memiliki jumlah ganjil dan disesuaikan juga berdasarkan dengan luas rumah. Kian besar ukuran rumah maka akan semakin banyak juga jumlah tangganya.Tangga sendiri terbuat dari kayu ulin yang telah terkenal dengan kekuatannya.
Sementara pada bagian lantainya terbuat dari bahan belahan bambu atau kayu belahan pinang yang sengaja dibentuk lingkaran. Pada bagian dindingnya akan disekat menggunakan papan dengan beberapa ruangan di dalamnya.