Seni adalah sesuatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Bahkan tidak sedikit dari kita yang begitu mengagumi , ikut terinspirasi dan terpengaruh oleh sebuah karya seni., bisa dari music, film, pertunjukkan,seni lukis, bahkan sebuah novel. Karya seni bias menjadi begitu inspiratif dan memberikan “feeling” dan sensasi tertentu ketika kita menikmatinya. Tidak jarang, sebuah karya seni adalah hasil dari sebuah konsep yang matang dan ide luar biasa dari si seniman yang menciptakan karyanya. Karya seni pun bahkan mengandung cerita dan pemikiran-pemikiran tersendiri sampai-sampai bisa mempengaruhi banyak orang baik secara lansung maupun tidak. Dan hal inilah yang dimanfaatkan dari banyak bisnis yang ingin menyampaikan pesan, idea tau konsep tertentu ke dalam sebuah brand. Beberapa karya seni menjadi hal yang bisa merepresentasikan atau mewakili pesan. Ide atau konsep yang ingin diusung oleh sebuah brand. Sebutlah karya cukil kayu (woodcut) dari seorang seniman Jepang bernama Hokusai berjudul The Great Wave off Kanagawa direpresentasikan ulang oleh Quiksilver sebagai logonya yang kini begitu terkenal. Quiksilver sendiri merupakan perusahaan manufaktur dari California, AS yang memproduksi pakaian surfing (surfwear) dan peralatan olehraga yang berhubungan dengan boardsport, seperti papan surfing dan skateboard. Designer dari logo Quicksilver adalah Alan Green sang pendiri perusahaan yang merupakan orang Australia dan sangat terinspirasi dengan karya The Great Wave off Kanagawa, karena bias mewakili brand Quicksilver yang memiliki banyak asosiasi dengan ombak dan surfing. Quiksilver pun memiliki lini produk tersendiri yang ditujukan untuk para perempuan muda dengan brand Roxy, logonya puntetap dengan logo Quiksilver namun terdiri dari 2 logo Quiksilver yang saling menyatu sehingga menjadi bentuk hati. Hal ini saya piker reatif dan tidak melupakan brand asalnya tapi menciptakan hal baru yang coock bagi brand Roxy.. Ada juga sebuah karya seni abstrak geometris dari Piet Mondrian. Karya seni lukis yang unik ini (karena hanya terdiri dari bentuk-bentuk geometris dengan warna putih dan primer, atau sekunder, serta garis-garis hitam) tapi karya dari Mondrian ini dianggap sungguh futuristic dan menggambarkan dunia masa depan yang semakin datar, ringkas dan horizontal. Google pun pernah merayakn ulang tahun Piet Mondrian di tahun 2006 karena Google menganggap karya seni Mondrian cukup mewakili gambaran teknologi masa depan dan memiliki unsur scientific, para karyawan Google juga memiliki rangkaian kode-kode rumit yang dijuluki kode Mondrian . Belum lagi Prada dan Yves saint Laurent, sebuah brand besar di dunia fashion juga pernah menampilkan rangkaian design baju yang terinspirasi oleh Mondrian sebagai apresiasi atas komposisi jenius dalam sebuah karya visual. Tidak hanya itu, Nike juga pernah mengeluarkan edisi Mondrian bagi sepatu olahraganya dan jadilah sepasang sneakers yang cukup sporty sekaligus artsy. Tapi kebalikan dengan 2 buah kasus di atas, seorang seniman pop art asal Amerika, Andy Warhol justru mengapresiasi brand-brand yang sudah terkenal di Amerika dengan menjadikannya sebuah objek lukisan. Sebut saja, Coca Cola, Marilyn Monroe dan karya Warhol yang paling fenomenal Campbell’s Soup Can. Andy Warhol juga melukis botol parfum terlaris di dunia (ketika itu tahun 70-an) yaitu Channel no. 5. Dan karya-karya Andy Warhol baik berupa lukisan, film, komik ataupun teater memang menggambarkan era sekarang dan mengubah wajah dunia seni maupun marketing di sejak tahun 60-an s.d 80an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H