Mohon tunggu...
Zacky Rizki Ibrahim
Zacky Rizki Ibrahim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Aceh - Yogyakarta. Pencinta Buku dan Sejarah. Penulis Syair, Penyuka Puisi dan Pemerhati Budaya. – seorang Anarcho Sosialis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Tiga Dokter Mengalahkan Rasa Kemanusiaan Ribuan Dokter lainnya.

2 Desember 2013   14:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

apa yang anda tangkap dari judul tulisan ini? mungkin anda tak berpikir bahwa judul ini menyindir kelakuan para Dokter atau Ahli Kesehatan untuk menepiskan masyarakat yang kesakitan hanya untuk memperjuangkan kesalahan rekan sejawat nya yang sehat-sehat saja namun tak sehat kelakuan nya.

bagi sebagian orang, demo para Dokter mungkin dapat di tolerir sebab rekan mereka di tangkap (yang katanya) secara paksa oleh pihak berwenang karena melakukan dugaan Malpraktik terhadap pasien melahirkan hingga meninggal dunia.

namun bagi sebagian besar masyarakat lain nya yang membutuhkan para penegak kesehatan tersebut, tindakan mereka sangat menyakitkan dan menyayat hati. bayangkan saja, ada ribuan orang yang menderita berbagai penyakit dalam satu daerah atau provinsi dan dalam provinsi tersebut, semua dokternya mengikuti demo. dan bayangkan sekali lagi jika dari semua provinsi di Indonesia, sebagian besar Dokter nya juga mengikuti demo dan berapa juta masyarakat Indonesia yang semakin sakit dan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian hanya karena tak mendapatkan penanganan khusus dari Dokter yang di butuhkan.

bagi sebagian besar kaum Dokter di Indonesia, mereka berdalih bahwa memperjuangkan dan menegakkan hukum dengan Demo di jalanan seperti layaknya mahasiswa dan aktivis untuk membela rekan sejawat mereka adalah hal yang wajar dilakukan karena mereka yakin dan sangat yakin bahwa rekan sejawat mereka tak melakukan tindakan Malpraktik seperti yang di tuduhkan penegak hukum dan laporan dari keluarga korban.

ada sangat banyak rekam medis di Indonesia yang masyarakat juga mengetahui banyak tentang para dokter yang sering terkena kasus tindakan Malpraktik namun sangat jarang mendapat tindakan hukum. itu karena dalam sistem per-undang-undangan di Indonesia, "Kelalaian Tenaga Kesehatan Tak Dapat Dipidana" sebab sesuai asas hukum lex specialis derogat lex generalis, aturan khusus dalam tiga paket undang-undang bidang kesehatan dapat mengenyampingkan aturan umum sebagaimana tertuang dalam KUHP. “Kalau ada undang-undang yang specialis, undang-undang yang generalis terabaikan." kata ketua MHKI M Nasser.

namun M Nasser sebenarnya mengaku tidak sepakat jika kelalaian Dokter tak bisa dipidana sama sekali. Sebab, sesuai UU Praktik Kedokteran, masyarakat yang merasa dirugikan atas tindakan dokter/dokter gigi dapat melaporkan kepada MKDKI. Jika terbukti melanggar kode etik, hasilnya diteruskan kepada organisasi profesi untuk dijatuhi sanksi berupa teguran tertulis, pencabutan izin praktik, atau diwajibkan mengikuti diklat.

Laporannya itu tak menghilangkan hak masyarakat untuk melapor secara pidana atau menggugat perdata di pengadilan. “Jadi kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan bisa saja dipidana jika kelalaian yang dilakukan sangat fatal atau berulang-ulang yang tidak semestinya dilakukan seorang dokter terdidik,” katanya.

yang sangat di sesalkan oleh masyarakat bukan hanya tindakan demo para Dokter namun juga tindakan yang menjurus terhadap sifat AROGANSI para Dokter saat masyarakat tidak mendukung mereka berdemo dengan melemparkan statmen dan membuat pengumunan bahwa "Biar Masyarakat Rasa Bagaimana Tidak Ada Dokter" atau "Silahkan Cari Dukun". dalam hal ini, para Dokter yang pernah disumpah dengan sumpah kemanusiaan mereka, pada kenyataan nya mereka malah memilih menepiskan sikap mulia dan lebih mementingkan martabat diri mereka sendiri sebagai Dokter.

mungkin tak salah jika kebanyakan masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke Luar Negeri daripada berobat di Dalam Negeri.

Memang Dokter bukan Tuhan yang dapat menyembuhkan dan menunda kematian seseorang. namun jika sejak dari awal para Dokter memegang filosofi tersebut, seharusnya mereka dapat lebih berkorban demi kepentingan umum dan menyelamatkan banyak nyawa dan bukan demi kepentingan institusi mereka.

Coba saja berobat ke dokter, apa hasil analisanya. Terkadang, beberapa dokter beda hasil. Jadi, pasien mau diapakan? dokter juga terlalu sering menganggap sepele suatu hal. Dan dokter juga dianggap tidak melayani pasiennya dengan semestinya. tak sedikit pasien yang sudah diperas mahal, tapi hasilnya tetaplah nyawa jadi taruhannya, dan cacat yang didapat.

jika di uraikan segala macam kesalahan-kesalahan dan rekam medis para Dokter di Indonesia, mungkin tak ada habisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun