Pete-Pete, apaan tuh ya??? Mungkin sebagian besar banyak yang bingung apa itu pete-pete. Yah memang di berbagai daerah nama untuk angkutan umum berbeda, dan pete-pete adalah sebutan untuk angkutan umum di Makassar, tempat kami, praja IPDN regional Makassar sedang mengenyam pendidikan. Pete-pete memang sarana transportasi yang murah, tak salah kami, menyebutnya sebagai Praja Transportation saking seringnya kami menggunakan jasa pete-pete, selain taxi tentunya. Pete-pete kadang bak mobil F1 di jalan raya, sopirnya seperti pembalap profasional ketika sedang kejar setoran. Sehingga kapan dan di mana pete-pete itu berhenti hanya Tuhan dan Sopirnya yang tahu. Biasanya di lampu merah dia akan memperlambat kecepatan, namun kadang justru melaju meninggalkan rambu lalu lintas itu. Pernah salah satu teman saya, yang berinisial “I” terjungkal di dalam pete-pete, karena saat sedang melewati depan sebuah pasar yang disebut Pasar Senggol (PS) tiba-tiba sang sopir mengerem mendadak tanpa terlebih dahulu memperlambat kecepatan karena melihat seorang penumpang. Akibatnya teman saya si “I” itu terjungkal ke bangku belakang. Untung saat itu hanya ada dia dan yuniornya yang berinisial “E”. Kalau nggak bisa malu banget dia. Selain itu kita tak akan pernah tahu kapan pete-pete itu akan berhenti juga karena baru pete-pete berjalan 5 meter, tiba-tiba berhenti lagi, karena sang sopir melihat seorang calon penumpang yang belum tentu mau naik pete-petenya. Yang membuat lama karena sopir hanya diam tanpa bertanya pada calon penumpang itu, untung kalau dia mau naik, kalau tidak, buang waktu saja kan?? Kadang kita juga tidak tahu diturunkan di tempat yang kita tuju atau tidak, alasannya karena kadang saat hanya kita yang menuju ke tempat X misalnya, dan yang lain ke tempat Y, maka kita akan diturunkan di jalan dan disuruh mencari pete-pete lain, walaupun kita yang lebih dulu naik. Dan kadang pete-pete bisa “ditawar” mau lewat mana. Tapi masih tetap di jalurnya, walaupun belok kea rah yang “ditawar” itu. Sehingga belum tentu saat kita pergi kita akan melalui jalur yang sama saat kita pulang. Jadi, wajar bila salah seorang dosen saya yang ada di sini mengatakan,”Hanya Tuhan dan Sopir pete-pete yang tahu kapan pete-pete itu akan berhenti” (beneran loh itu kata dosen saya, Tanya saja sama teman saya yang lain). N.B : bagi rekan-rekan Praja pasti tahu, terutama yang pernah diceritaan sama bapak dan pengalaman yang diceritakan di atas memang bener loh, si “I” yang cerita langsung ke saya baru-baru ini. Thank you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H