COVID-19 bisa diibaratkan dengan kobaran api, menyebar dengan cepat keseluruh penjuru bumi dan menghancurkan apa saja yang dia lewati. Tidak hanya berakibat ribuan jiwa melayang, namun juga perekonomian, keamanan, sosial-politik dan budaya ikut terdampak cukup dalam. Laksana api yang berkobar dan merambat dengan cepat, wajar jika wabah ini menimbulkan ketakutan dan kepanikan. Banyak warga yang mengisolasi diri dan kampungnya secara berlebihan, menimbun makanan, menarik investasi dan tabungan yang justru akan bisa melumpuhkan sendi-sendi perikehidupan. Untuk mengatasinya maka kita perlu cerdas berperilaku dengan menyatukan berbagai kekuatan unsur-unsur yang kita miliki dan memakainya dengan efektif dan sistematis.
Unsur tanah bagi nasabah dan investor
Unsur tanah atau bumi bisa dikaitkan dengan aktivitas menanam atau investasi. Masa pandemi ini sebaiknya kita harus terus berinvestasi dan justru jangan berdiam diri. Bagaikan para petani, yang selalu setia menanami sawahnya karena tau banyak manusia bergantung kepadanya. Tentunya juga kita perlu belajar kesabaran dari mereka. Menanam hari ini bukan berarti langsung bisa memanen keesokan hari. Perlu bersabar menanti sambil terus mengairi dan menyiangi sampai saatnya panen nanti. Tidak hanya kesabaran namun kecerdasan memilih komoditas dan juga waktu menanam menjadi kunci keberhasilan. Jikalau ada hama dan penyakit menyerang tentunya perlu diatasi bukannya justru lahan ditinggalkan.
COVID-19 menyerang lahan-lahan investasi. Nilai reksadana mulai berguguran akibat sentimen kekhawatiran. Instrumen lainnya juga terikut seperti harga unit link yang mulai menciut. Harga properti juga mulai terkoreksi. Seperti ilmu petani, sebaiknya jangan menarik diri. Terus sedikit-demi sedikit berinvestasi. Harga yang rendah adalah masa menanam yang nantinya akan dituai pada saat harga unit meninggi. Eknomi akan selalu bersiklus kadang naik dan kadang turun, tentunya diharapkan para investor cerdas bisa mengupayakan supaya ketika kondisi ekonomi bangsa sedang dibawah tidak justru menambah terpuruk semakin dalam.
Unsur air bagi konsumen dan produsen
Air adalah unsur yang dapat menyejukkan panas kobaran api COVID sembilan belas. Air bisa diibaratkan perilaku kita sebagai konsumen yang cerdas dan produsen yang inovatif. Memang ketidakpastian akibat terjangan wabah menyebabkan kita cenderung menahan untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan. Namun perlulah disadari dengan tetap membeli kita ikut menjaga perekonomian ini terus berputar. Saat pandemi ini banyak sekali wirausaha baru yang kreatif berbasis online bermunculan. Tentunya hal inovatif ini perlu kita dukung dengan aliran dana yang signifikan.Â
Para pengusaha kita diharapkan memiliki fleksibilitas sepeti aliran air. Air jika menabrak halangan akan berbelok mencari jalan supaya terus bisa mengalir. Karena air yang diam justru akan menimbulkan banyak permasalahan. Pengusaha harus bisa melakukan diversifikasi, modifikasi dan adaptasi jikalau produk atau jasa utama menjadi tidak diminati saat pandemi. Pabrik tekstil menjadi pabrik APD dan pabrik otomotif memproduksi alat kesehatan adalah beberapa contohnya. Melakukan pemutusan kerja tentunya  haruslah menjadi pilihan nomer berikutnya saat semua upaya sudah dicoba.
Kobaran Covid-19 ini juga banyak memutus rantai pasokan bahan yang mengganggu produksi. Hal ini perlu disiasati dengan memakai semaksimal mungkin memakai bahan lokal dan mengupayakan proses-proses di industri lebih fleksibel untuk memakai beragam bahan baku. Baru disadari jika bahan obat-obatan sangat tinggi akan ketergantungan. Disini sebenarnya kesempatan para produsen bekerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian dan universitas untuk dapat mencukupi keutuhan bahan dan peralatan sendiri dari dalam negeri. Kemandirian dan ketahanan menjadi kunci kedepan menghadapi berbagai tantangan.Â
Unsur udara bagi para pemangku kebijakan
Para pemimpin adalah para pengendali unsur-unsur kehidupan secara makro. Seperti halnya yang ditekankan Bapak Pesiden Jokowi bagi para pimpinan daerah harus bisa mengetahui kapan saatnya mengerem dan kapan saatnya menginjak gas. Supaya jumlah udara yang diberikan tepat, tidak terlalu sedikit sehingga perekonomian mati tapi juga tidak terlalu banyak sehingga api Covid-19 semakin merajalela. Kebijakan-kebijakan yang diambil menjadi 'enabler' bagi seluruh sektor kehidupan masyarakat untuk tetap bergerak maju dan menghindarkan bangsa ini dari potensi keterpurukan.
Demikianlah tulisan singkat ini dengan sedikit metafora supaya mudah diterima. Pada intinya semua sektor dan unsur diharapkan bisa bekerjasama dalam mengontrol laju pernyebaran Covid-19 namun tanpa mengorbankan sektor lainnya. Kemudian, kita harus terus meningkatkan kemampuan dan ketangguhan nasional karena kedepan bisa jadi wabah seperti ini akan terulang kembali. Dibutuhkan kecerdasan berprilaku secara kolektif untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan sistem perikehidupan yang lainnya, sehingga tataran level mikro dan makroprudensial tetap aman terjaga.Â