Mohon tunggu...
cahyo Prasetyo
cahyo Prasetyo Mohon Tunggu... -

emmm...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mau Jadi Apa?

3 Desember 2011   16:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang ayah berdiri bersandar pada sebuah rak sebuah toko buku, dengan bangga memandang anaknya yang sibuk membolak-balik memilah-milah bola dunia yang akan diminta kepada si ayah untuk membelikannya. Tidak ada kekhawatiran sedikitpun dalam benak si ayah mau jadi apa dan bagaimana si anak kelak ketika beranjak dewasa dan memulai hidup mandiri, baginya seorang anak akan menjadi baik bila dididik dengan baik dan penuh kasih sayang.

Hampir tiap bulan si-ayah mengajak anaknya pergi ke-toko buku. Hari ini si-anak sangat bersemangat, dia berangan-angan kelak ketika dewasa bisa menjadi seorang pelaut, dengan begitu dirinya bisa berpetualang keseluruh penjuru dunia. Dirinya sangat terobsesi dengan buku yang menceritakan Napoleon yang dibelikan ayahnya bulan lalu.

”Aku ingin menjadi seperti Napoleon yah, dia gagah berani, banyak tempat yang telah dia datangi”, si-anak berkata kepada ayahnya.

”Ini namanya apa yah?”, sambil membopong sebuah bola dunia dan menunjuk kesebuah gugusan pulau si-anak bertanya pada ayahnya.

”Oh...itu, itu namanya Jepang”.

”Jepang yah..?”.
”Benar, itu negrinya para ksatria. Konon dahulu ketika sang dewa perang menyepuh baja dan memasukannya kedalam lautan lalu mengagkatnya kembali untuk dijadikan sebuah pedang, tercecerlah kembali lumpur yang terbawa hingga terbetuklah gugusan pulau tersebut”.

”Sekarang orang-orang jepang mewarisi jiwa ksatria, jiwa kesatria yang pantang menyerah, setia kawan dan rela mengorbankan apa saja demi negri yang dicintainya”, lanjut ayahnya.

”Wah hebat ya yah orang jepang itu..., besok kalau sudah besar aku pingin jadi pelaut yang memiliki jiwa satria yah”, si-anak menanggapi lalu dibalas dengan senyuman si-ayah.

”Yah...yah...”, sambil menarik-narik tangan ayahnya, ”kalau yang ini apa namanya yah?”.

”Kalau yang itu negrinya orang-orang pintar, itu namanya Cina”.

”Artinya banyak orang pintar dong yah?”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun