Saya generasi yang sejak SD dengan terpaksa menonton film G30SPKI. Saat SD menonton di televisi dari awal film saya jujur aja nggak ngerti maksud film itu apa. Cuma sipnosis dari mulut Ayah saya saja yang bilang ini film tentang Jendral Jendral yang disiksa PKI. Dan saya nggak cuma tahu dari ayah saya, tapi dari guru sejarah PKI itu partai komunis yang mau memberontak.
Saya cuma ngeh di adegan pas orang orang berseragam tentara menjemput jendral jendral itu, yang guru sejarah menyebut Pahlawan Revolusi. Dibunuh pada saat dijemput dan dibunuh setelah di siksa sebelum dimasukin ke Lubang Buaya. Jangan ditanya gimana horornya menonton adegan itu. Jangankan menontonnya... pas saya SMP dan udah mulai ngeh apa itu film yang diputer tiap akhir September, walaupun saya nggak menonton saya selalu ketakutan walaupun cuma mendengar dari jauh musiknya saja..
Kini setelah saya dewasa... setelah saya tahu siapa sutradara Film G30SPKI, Arifin C Noor yang kini sudah meninggal saya selalu saja penasaran. Arifin C Noor adalah sutradara HEBAT milik Indonesia. Arifin C Noor memang sutradara berkelas yang film filmnya Janur Kuning dan Serangan Fajar diacungin jempol. Saya masih ingat sampai sekarang tokoh rekaan Arifin C Noor pada masa perang yaitu Temon. Film terakhir garapan Arifin C Noor yang saya tonton pada saat dewasa adalah Taksi.
Menonton Taksi bukan karena WAJIB TONTON himbauan Pemerintah. Tidak. Ini film Arifin C Noor yang mudah dicerna saya. DIsamping karena pemainnya Rano Karno dan Meriam Belina. Diambil dari cerbung koran kompas Edy Suhendro.Film yang meraih Piala Citra. Dan setelah itu Arifin C Noor absen bikin film.Â
Saya nggak ngerti gimana perasaan Jajang C Noor istri Ariifin C Noor sekarang. Ini berkaitan dengan Menhan di era Presiden  Jokowi yang jadi kritikan Netizen karena parno sama Komunisme. Menyusul berita berita aparat yang main hajar siapa pun yang sengaja atau nggak sengaja memiliki atribut PKI kayak gambar palu arit dan buku buku bertema komunisme.Â
Seandainya saya bertemu Jajang C Noor saya pengin nanya kenapa pada saat itu sutradara sekaliber Arifin C Noor mau membuat film yang setelah era reformasi sekarang ketahuan hanya rekaan palsu Rezim Orba. Terutama pada adegan penyiksaan para jenderal di Lubang Buaya. Tarian Gerwani. Apa jangan jangan jangan pada saat itu sebenarnya Arifin C Noor menolak membuat Film G30SPKI tapi dipaksa? Atau memang film tersebut memang niatan dibuat Arifin C Noor karena tuntutan 'dapur'.
Lalu kenapa juga almarhum Umar Khayam mau memerankan Soekarno? Seorang pemikir seperti Umar Khayam apakah pada saat itu benar benar tak tahu memerankan Presiden Pertama untuk Film Propaganda Orba? Atau lagi lagi karena paksaan? Atau karena ada kebanggaan memerankan Sosok Sukarno seperti Reza Rahardian bangga memerankan BJ Habibie?
Ada yang berani menanyakan ini... pembaca kompasiana saat bertemu Jajang C Noor? Mengingat fim G30SPKI berhasil sukses Mencuci Otak generasi 70 an di Indonesia sampai sekarang tentang HANTU Komunis di Indonesia....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H