Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.
Apalagi desa dimana mahasiswa KKN Undip bernama Zacky ini mengabdi mempunyai lebih kurang 75% dari wilayahnya digunakan untuk lahan pertanian, sehingga didapati hasil sekam padi yang banyak tiap kali panennya, ditambah dengan pekerjaan rata-rata para penduduk desa Blumbang, Boyolali ini adalah pedagang sate sehingga arang briket ini dipercaya dapat menjadi solusi bagi banyak pihak di desa ini.
Cara pembuatan briket ini juga tidaklah sulit, hanya dengan menyangrai sekam padi hingga menjadi hitam legam yang kemudian dihaluskan dan dicampur dengan tepung kanji hingga merekat. Setelah dicetak briket tersebut dikeringkan sampai arang tersebut dapat mempertahankan api sesudah dibakar.
Arang briket ini telah ditampilkan dan dipercontohkan pada kelompok tani di desa Blumbang beserta perangkat desa dengan tujuan edukasi. Zacky berharap bahwa briket ini setidaknya mampu meminimalkan pengeluaran masyarakat dalam penggunaan arang dengan memanfaatkan apa yang ada dan tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan lahan bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H