Mohon tunggu...
Humaniora

Intervensi Biblio-counseling: Strategi Inovatif Anti Hoaks Sang Pendidik

13 Oktober 2017   11:25 Diperbarui: 13 Oktober 2017   19:48 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimana kaitanya dengan pencegahan berita hoaks? Konsep biblio-counseling ini adalah dasar pelatihan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Dimana siswa harus mampu mengerti, memahami, serta menghayati suatu kebenaran dari informasi. Empat langkah dasar biblio-counseling ini dapat diterapkan pada siswa untuk mengembangkan satu kesadaran kolektif apakah suatu berita yang mereka baca dapat dibuktikan kebenaranya, atau sekedar berita hoaks saja. Dengan begitu secara perlahan siswa akan mampu menganalisis tingkat kebenaran dari suatu berita yang berkembang.

Biblio-counseling Selaras dengan Kurikulum 2013

Salah satu konsep khusus dalam kurikulum 2013 adalah adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Keberadaan warga indonesia yang memiliki indeks membaca yang sangat rendah menjadikan pemerintah melalui kebijakan kurikulum 2013 untuk memacu siswa meningkatkan kebiasaan membaca. Gerakan Literasi Sekolah ini bahkan pada beberapa sekolah wajib dilaksanakan di 15 menit awal pembelajaran atau pada masing-masing pelajaran.

Konsep biblio-counseling sejalan dengan kebijakan GLS, bahkan akan membantu siswa dalam mengelola critical thingking. Mengapa demikian? Karena siswa tidak hanya sekedar membaca, tetapi menganalisis dan merefleksikan suatu kebenaran dari setiap tulisan yang dibaca ke dalam kehidupanya. Sebagai suatu contoh dalam konsep bibblio-counseling seorang siswa membaca buku novel berjudul sang pemimpi, maka siswa akan mampu mengnternalisasikan nilai-nilai positif yang ada dalam buku tersebut dan membuang nilai negatif yang ada.

Berkaitan dengan pencegahan berita hoaks, konsep biblio-counseling ini akan membantu siswa menganalisis suatu kebenaran dari berita, tidak hanya yang berbentuk tulisan namun juga bentuk lain. Maka dapat dikatakan bahwa strategi biblio-counseling ini akan sangat membantu guru membekali siswa melawan berita hoaks yang berkembang pesat saat ini.

Mengukur Keefektifan Biblio-counseling dalam Melawan Berita Hoaks

Salah satu tolak ukur pertama agar biblio-counseling yang dilakukan dapat berjalan efektif adalah guru sebagai sumber utama. Mengapa demikian? Guru adalah role of model bagi siswa, di mana tingkah laku guru akan menjadi satu contoh bahkan penilaian siswa. Lalu bagaimana agar biblio-counseling ini bisa dilaksanakan dengan efektif?.

Sebagai penutup dari essay ini, terdapat syarat utama agar konsep biblio-counseling ini dapat menjadi strategi intervensi yang mampu melwan berita hoak ditinjau dari guru yaitu: (1) kesadaran guru untuk mengukur kemampuan dan batasan-batasan dirinya. Kemampuan ini digunakan agar guru menjadi role model yang layak bagi siswa. (2) kemampuan guru dalam memahami esensi dan urgensi penggunaan biblio-counseling untuk menanggal berita hoaks berkembang pada siswa. Guru yang mengajak siswanya melawan berita hoaks, maka dia memiliki kewajiban bahwa dirinya sendiri secara sadar telah meninggalkan berita hoaks. (3) kemampuan guru dalam mengelola berita/informasi yang efektif. Segala informasi yang masuk pada guru harus memiliki tingkat kevalidan yang tinggi, sebagai suatu dasar proses pembekalan pelaksanaan terhadap pelaksanaan biblio-counseling. (4) guru adalah fasilitator bagi siswa. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi mereka memiliki tugas yaitu pelaksanan bimbingan pada siswa. (5) guru perlu mengajak siswa menggarisbawahi esensi dari setiap berita yang berkembang di media sosial ataupun media lain.

#antihoax #marimas #pgrijateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun