Mohon tunggu...
Anissa Nichan Putri
Anissa Nichan Putri Mohon Tunggu... -

Tulisan saya membosankan. Tak seindah senja yang tak pernah ingin dilewatkan. Demi segala nama. Senja adalh perpisahan terbaik walau berurai air mata langit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Runtuh Tersungkur

24 Desember 2013   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

raga ini seolah tak bernyawa. menata nelangsa dalam pantulan cermin tak bernyawa. raga ini selumpuh lumpur. menguras peluh menunggu hancur.
sekuat raga tanpa pilah. mengemas luka berbisik peluh. terkurung lemah terkubur remah. menghapus guruh menempuh runtuh.
lewat semuanya lewat. seakan gatot kaca tanpa otot kawat. tenggelam menghindar kelam. serupa kucing bermata suram.
raga ini tak ada daya. jiwa terbang bawa bahagia. raga ini tanpa rupa. nyawa terbang menjemput luka.
tanpalah kuat. tersia sayat. waktu tak akan bertemu bergumul diantara ilalang semu. tak ada semburat bahagia. hanya nyanyian merdu mengalau senja. tersungkur raga ini tersungkur. mengendus akal tanpa tau terdampar. dangkal.
jakarta, 241213

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun