Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka dari Kekerasan

31 Agustus 2024   11:10 Diperbarui: 31 Agustus 2024   11:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TheNortheast Today

Suara itu terpendam di dasar bumi terbawah
Tertutupi riuh gengsi tuan-puan pembesar
Bingarnya martabat dan harkat yang salah
Suara rintihan kesakitan dan trauma manusia terdasar

Tangan-tangan yang membeku tak kuasa
Kaki-kaki terdiam tertanam di bumi
Lidah-lidah kelu tak bersuara
Sakit tak kasat mata itu terus membayangi

Ah, matahari itu sudah terbenam
Tsunami itu telah hilang dengan luka terdalam
Meninggalkan kegelapan terdalam
Meninggalkan kerusakan terkelam

Terdengar samar suara yang memanggil dari kejauhan
Terlihat cahaya nun jauh di ufuk timur sana
Seperti malaikat yang membentangkan sayapnya yang menawan
Mendekat membawa cahaya

Ibu pertiwi memangil malu
Ibu pertiwi menangis tersedu
Melihat penderitaan tak kasat mata di balik batu
Bergetar seluruh jiwa raganya penuh pilu

Hai Tuan Puan berjubah kebesaran
Hai generasi penerusku yang kehilangan arah
Isilah kemerdekaan ini dengan kesantunan
Isi kemerdekaan ini dengan marwah

Kemerdekaan yang telah direbut dengan perjuangan
Darah dan air mata yang belum lagi kering
Demi generasi penerus tumbuh dengan aman
Demi Indonesia terang benderang

Jangan dihantui oleh ketakutan-ketakutan lagi
Kaki-kaki yang gontai
Tangan-tangan yang lunglai
Mulut-mulut yang terkunci

Bebaskan anak-anakku dari kekerasan
Jangan biarkan mereka terjebak dibalik batu-batu meteroit
Biarkan mereka menggapai bintang harapan
Biarkan mereka menari di atas bukit

Bangun, Bersuara, Berteriak, anak-anakku
Kuatkan kaki dan tanganmu
Kencangkan suaramu
Aku akan bersamamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun