Surat itu sebuah surat sakit karena secara kasat mata mempertontonkan absensi rasa malu dan hilangnya nurani politik yang jernih dari seorang yang sudah lama mengenyam politik praktis.Â
Surat itu sakit karena ternyata menunjukkan bahwa selama masa berpolitik praktis yang panjang, Setnov mempelajari dan mempraktekkan sebuah politik kekuasaan sempit walaupun harus memanggul atribut sebagai tahanan.
Kalau kita membiarkan diri dipimpin oleh seorang politisi yang dipenjara karena masalah hukum yang kuat dugaan dilakukannya, akan jadi apakah budaya politik kita selanjutnya?
Manila, 21 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H