Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Sebuah Pompa ASI

18 Agustus 2023   15:41 Diperbarui: 18 Agustus 2023   15:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pompa ASI | Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Tahun 2020 di Bulan Desember, saya baru sebulan melahirkan anak pertama saya. saat saya selesai memberikan ASI di malam hari pada anak saya, saya selalu berusaha pumping terutama antara pukul 02-04 pagi karena saya baca pada jam-jam tersebut hormon prolaktin sangat tinggi sehingga membantu menaikkan suply ASI. Saat sedang pumping tersebut, saya membuka story instagram saya. Saat itu seorang figure di instagram bernama Alexander Thian, yang instagramnya saya ikuti mengajak orang bercerita melalui DMnya. 

Entah apa yang membuat saya tergerak cerita, bahwa saya baru saja kena tipu sewaktu membeli pompa ASI elektrik yang akan saya butuhkan saat mulai aktif bekerja nanti. Saya masih menggunakan pompa manual saat itu, jadi rasanya sedikit pegal dan terus terang memakan waktu juga karena hanya bisa satu sisi sekali pumping. Alexander Thian ini tiba-tiba membalas pesan saya. Pesan yang dikirim tanpa berpikir itu tiba-tiba saja dibalas dengan pertanyaan alat pumping itu apa. Lalu saya menjelaskan apa itu alat pumping dan kegunaannya, dan kenapa saya menginginkan alat itu. Tidak lama kemudian, dia menanyakan alamat saya, saya terkejut sekali. Saya tanya serius? Saya lupa bagaimana prosesnya, tetapi hari yang sama saya menerima sebuah alat pompa ASI elektrik yang masih baru. Pompa ASI dengan kualitas bagus dan harganya tidak murah. 

Setiap saya memompa ASI untuk anak saya, tidak henti-hentinya saya bersyukur dan mendoakan orang baik tersebut. Saya berjanji akan meneruskan kebaikannya, dan bertekad saat pompa ASI itu memenuhi manfaatnya bagi anak saya, saya akan meneruskan manfaat tersebut bagi bayi lain. Hal tersebut telah saya wujudkan. Setelah masa sapih, seorang rekan saya di kantor melahirkan. Pompa ASI tersebut saya tawarkan untuk digunakan. Syukurlah, gayung bersambut. Teman saya menerima tawaran tersebut. Akhirnya, pompa ASI tersebut berpindah tangan, menunaikan manfaatnya untuk membantu ibu dan bayi lain yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun