Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "The Good Samaritan"

14 Oktober 2021   14:06 Diperbarui: 14 Oktober 2021   14:15 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Good Samaritan |ebooks.gramedia.com

Laura Morris merupakan ibu dari 3 orang anak, yang bekerja di End of the Line, sebuah layanan konsultasi via telpon (hotline) yang merupakan badan amal bagi mereka yang perlu berbicara dengan seseorang. Tidak jarang penelpon juga mempertimbangkan untuk bunuh diri. Laura di mata teman-temannya  adalah orang yang sangat sempurna dan memberi kesan sebagai istri dan ibu yang sempurna bagi orang-orang yang bekerja dengannya. Dia menyediakan cemilan untuk teman kerja, mengumpulkan dana donasi untuk operasional kantor, membantu memperbaiki pakaian rekannya  

Tetapi, sesungguhnya kehidupan Laura tidak sesempurna itu. Laura tidak puas dengan tubuhnya, anak-anaknya hanya dekat dengan suaminya, dan salah satu anaknya cacat perrmanen harus hidup di panti perawatan selamanya. Laura bekerja di End of the Line bukan dengan tujuan yang murah hati. Dia ingin mereka mati. Laura menikmati mendengarkan napas terakhir orang-orang. Laura juga merasa bahwa dia telah menyelamatkan orang tersebut dari kehidupan yang meyedihkan.

Charlotte  istri Ryan mengalami depresi yang bertambah berat sejak mengandung anak pertama mereka. Charlotte "bertemu" Laura melalui layanan hotline The End of the Line, dan akhirnya bunuh diri dengan bantuan Laura. Ryan yang tidak menerima istrinya bunuh diri, secara tidak sengaja akhirnya menemukan hubungan antara Charlotte, The End of the Line, dan Laura.

Ryan yang ingin tahu lebih banyak mengenai kematian istrinya, tidak menyangka bahwa akan menemukan sisi gelap Laura dan akhirnya membangkitkan sisi gelapnya juga. Keduanya saling memanipulasi, menyusun strategi masing-masing, dan berusaha supaya selangkah lebih maju dibandingkan musuhnya. Satu hal yang Ryan tidak sadari adalah dia tidak menyadari sejauh apa Laura akan bertindak melindungi rahasianya, terlebih kesenangannya.

Buku ini luar biasa. Saya tidak punya kata lain untuk menggambarkan betapa bagusnya buku ini. 

Ceritanya sendiri ditulis dengan sangat orisinal. Cerita bergerak secara kronologis melalui dengan sudut pandang Laura saat dia bekerja di hotline dan memanipulasi penelepon. Cerita berubah menjadi alur mundur dan diambil alih melalui sudut pandang Ryan saat dia meratapi istrinya dan kemudian alurnya bergerak maju saat kedua karakter akhirnya saling terkait. Akan ada beberapa pengulangan kisah karena digambarkan melalui sudut pandang dari dua orang tetapi tidak ada ruang untuk bosan dengan kisah masing-masing. 

Awalnya saya sangat terganggu dengan bab pertama buku ini, dan memilih berhenti  beberapa saat, bahkan beralih membaca buku lain dulu. Isi cerita yang menurut saya sangat mengganggu. Saya sebenarnya berpikir saya tidak akan bisa melanjutkan yang ini setelah bab pertama itu karena saya sangat ketakutan dengan Laura. Saya ketakutan dengan tokoh fiktif ini. Saya membayangkan Laura itu seperti Amazing Amy dari Gone Girl. Cerdas, manipulatif, dan sadis. Kombinasi yang membuat saya mual. Tetapi, saya tidak bisa berhenti memikirkan akhir ceritanya. 

The Good Samaritan adalah bacaan yang sempurna untuk para penggemar thriller. Anda mungkin menemukan diri Anda ternganga, linglung, berulang kali gemas pada Ryan, dan ingin menghajar Laura. Jujur, saya tergoda melakukannya. Laura adalah manipulator yang luar biasa. Marrs benar-benar menggambarkan sosok Laura dengan sangat sempurna. Seorang penjahat terbaik yang tidak perlu mengeluarkan kekerasan fisik secara pribadi, tetapi memanfaatkan manisnya kata-kata manipulatif supaya orang lain yang melaksanakan kejahatan untuknya. Hidup dengan orang seperti ini alangkah menakutkannya. 

The Good Samaritan ini bisa jadi bacaan yang mengganggu bagi sebagian orang. Mungkin ada yang ke-trigger saat membaca buku ini karena banyaknya isu kesehatan mental yang muncul dalam setiap babnya. Tetapi, jika anda penggemar thriller dan kisah-kisah dimana anda sampai duduk di ujung kursi karena penasaran, buku ini untuk anda. Saya akan merekomendasikan buku ini bagi penggemar novel psikologis dan thriller. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun