Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali Interaksi Obat, Upaya Meminimalkan Efek Samping

15 November 2019   12:16 Diperbarui: 15 November 2019   12:25 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudahnya akses informasi pada masa sekarang semakin mempermudan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan termasuk di bidang kesehatan. Salah satu efek yang yang sering terlihat adalah munculnya kebiasaan "self diagnosis". Masyarakat memcoba menebak penyakit yang diderita dengan cara memasukkan gejala klinis yang dirasakan ke mesin pencari.

Beberapa orang saat merasakan gejala atau khawatir dengan hasil yang diperoleh dari proses pencarian informasi mandiri akan mencari pertolongan dari tenaga kesehatan profesional.  Dan yang lain berpuas diri mengkonsumsi obat baik yang dijual bebas (over the counter drug) yang dapat diperoleh tanpa resep, atau dengan mengkonsumsi ramuan-ramuan tradisional (herbal). Hal ini tentu berimbas kepada konsumsi obat yang terkadang tidak tepat dan kurang rasional.

Obat-obatan ada yang bisa kita peroleh bebas tanpa resep seperti parasetamol yang merupakan penurun panas dan penghilang nyeri paling populer saya rasa. Jenis obat yang lain harus diperoleh dengan resep misalnya antibiotik dan penghilang nyeri dari golongan tertentu. Mengkonsumsi obat baik yang bebas maupun diresepkan tentu ada aturannya. Hal ini agar obat bisa bekerja maksimal dan tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh.

Efek yang dihasilkan oleh obat  yang kita konsumsi tentunya beragam. Efek ini terkadang tergantung pada  obat atau makanan lain yang kita konsumsi bersamaan dengan obat tersebut. Kita pasti sering mendengar tidak boleh minum susu setelah mengkonsumsi obat. Atau mungkin tidak boleh minum kopi atau teh jika sedang mengkonsumsi stimulan tertentu karena justru akan overstimulasi misalnya. Hal ini karena obat akan berinteraksi dengan zat-zat tertentu di dalam tubuh kita.  

Interaksi obat merupakan reaksi antara dua (lebih) obat, obat dengan makanan/minuman, atau suplemen tertentu. Interaksi ini dapat berupa efek yang inginkan (desireable drug interaction) atau reaksi yang tidak diinginkan (undesireable/Adverse Drug Interaction).

Interaksi obat secara umum dapat dibedakan atas tiga kategori berikut :

  • Interaksi antara obat dengan obat (drug-drug interaction) : interaksi yang muncul saat dua tau lebih obat yang dikonsumsi bereaksi satu terhadap lainnya. Interaksi ini dapat berupa sinergis atau antagonis. Jika efeknya sinergis tentu akan menguntungkan karena obat yang satu akan meningkatkan kemampuan yang lain. Jika antagonis maka akan ada oabat yang menghambat kerja obat yang lain.
  • Interaksi antara obat dengan makanan/minuman (Drug-food/beverage interaction) interaksi yang muncul saat mengkonsumsi obat dan makanan/minuman jenis tertentu. Misalnya konsumsi obat X tidak boleh bersamaan dengan kafein, atau dengan makanan yang mengandung zat atau enzim tertentu seperti anggur atau produknya.
  • Interaksi antara obat dengan kondisi tertentu : interaksi yang dapat muncul jika suatu kondisi medis tertentu dapat menyebabkan obat jenis tertentu menjadi berbahaya. Misalnya konsumsi obat-obatan tertentu yang dilarang pada penderita hipertensi, gangguan ginjal, alergi terhadap zat aktif obat, atau diabetes.

Jika obat tersebut berinteraksi dan timbul sinergi yang meningkatkan kemampuan obat dalam membantu proses kesembuhan, maka tidak ada masalah yang ditimbulkan. Lain halnya jika yang terjadi adalah efek antagonis yang lebih sering tidak diinginkan. Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat, perubahan fungsional tubuh yang tidak begitu serius  sampai kondisi yang dapat membahayakan nyawa seseorang.  Kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan interaksi obat dengan tubuh memberikan efek negatif yang dapat mempengaruhi kerja organ tertentu.

Sebagian besar interaksi obat memang tidak berakibat serius, tetapi ada baiknya sebelum mengkonsumsi obat, kita memahami hal-hal apa yang dapat mempengaruhi efektivitas obat yang kita konsumsi untuk memaksimalkan efek yang dihasilkan dan menghindari efek sampingnya.

Keuntungan lebih akan diperoleh jika memperoleh obat tersebut berdasarkan resep atau membeli di apotek yang dikelola oleh petugas yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Konsumen dapat menanyakan hal-hal yang dapat memperngaruhi kerja obat dan makanan/minuman yang harus dihindari selama mengkonsumsi obat tersebut. Tetapi, untuk obat yang dibeli secara bebas (OTC), pembeli harus cermat untuk membaca  informasi apa saja yang tertera pada obat tersebut. Produsen obat yang baik akan mencantumkan jenis bahan aktif, indikasi penggunaan obat tersebut, cara konsumsi obat, serta kontraindikasi serta efek samping yang dapat timbul akibat obat tersebut.  Tidak lupa juga tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Informasi efek samping atau efek interaksi obat dengan zat lain dapat dilihat pada bagian kontraindikasi. 

Label kontraindikasi akan memberitahukan kita efek samping yang timbul dari konsumsi obat baik yang bersifat sementara atau efek permanen yang timbul dari konsumsi dalam jangka waktu lama. Selain itu yang tidak kalah penting adalah zat aktif atau obat apa saja yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan atau kandungan makanan dan minuman yang harus dihindari selama konsumsi obat tersebut. Selain itu kondisi medis yang menyebabkan interaksi obat dengan tubuh yang akan memperburuk kondisi tersebut atau justru menghasilkan zat toksik yang dapat membebani kerja organ tertentu juga dapat dilihat pada label ini.

Kesadaran untuk meningkatkan kesehatan tentu harus dibarengi juga dengan peningkatan pengetahuan dengan memperluas informasi. Dampak interaksi obat bisa ringan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa berefek serius dan membahayakan. Gunakanlah obat sesuai dengan petunjuk yang tertera. Konsultasilah terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat terutama jika memang memiliki kondisi medis tertentu dan juga obat/suplemen lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun