Saya baru bisa menggunakan kartu BPJS saya tanggal 1 bulan berikutnya. Sudah terlanjur niat membereskan masalah gigi, saya akhirnya ke klinik swasta aja, sebelum nanti rasa takut saya muncul lagi gara-gara nungguin perpindahan faskes saya diakui. Gagal deh mendapat manfaat dari layanan BPJS. Oh iya, untuk pindah sebenarnya ga repaot-repot amat kok, tinggal menggunakan aplikasi "Mobile JKN" saja. Cuma, saya yang ga mau nunggu lama-lama.
Lalu, apakah saya jadi membenci atau menolak BPJS? Jawabnya tidak. Saya paham sekali apa yang diinginkan oleh penggagasnya, layanan kesehatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Apakah saya merasa rugi gaji saya dipotong tiap bulan untuk BPJS? Jawabnya juga tidak. Saya yang memilih untuk tidak menunggu sampai saya bisa menggunakannya , dan Puji Tuhan, saya dalam posisi mampu dalam membayar biaya pengobatan waktu itu. Selain itu, saya banyak melihat manfaat yang diberikan BPJS pada orang di sekitar saya.
Misalnya, ketika istri salah seorang rekan sekantor saya mengalami ecklampsia saat melahirkan, almarhumah dirawat berhari-hari dan akhirnya tidak tertolong. Biayanya perawatan mencapai puluhan juta rupiah, dan jadi gratis karena ditanggung BPJS. Bayangkan jika sudah kehilangan istri, harus merawat anak seorang diri, dan masih harus membayar puluhan juta rupiah.
Masih banyak cerita mengenai BPJS yang saya dengarkan, tidak semuanya baik, tetapi sepertinya lebih banyak yang membuat saya berucap Puji Tuhan. Karena itu, saya selalu mengarahkan pada teman-teman saya yang masih mahasiswa yang masih belum mengerti pentingnya asuransi kesehatan untuk membuat BPJS.Â
Tarifnya akan naik? Kelas III saja dulu ga apa-apa. Kalau harus boyongan satu keluarga, bayar BPJS kelas 3 itu hanya satu gelas boba kekinian saja, relakanlah mengurangi jajan sedikit, hitung-hitung mengurangi risiko diabetes juga.
Saya hanya berharap, prosedur penggunaan BPJS bisa semakin sederhana seperti pada asuransi swasta. Selain itu, saya berharap, data BPJS bisa diakses dimana saja sehingga bisa saya gunakan di faskes di daerah mana saja tanpa harus menunggu-nunggu proses pindah memindah yang lama ini. Semoga tidak ada lagi diskriminasi bagi pengguna BPJS dimana saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H