Mohon tunggu...
Cornelius Ferian Ardiano
Cornelius Ferian Ardiano Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Head of Event Organizer | Student at Bandung Institute of Technology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Nasional SMA 2014, Is It Worth?

4 Mei 2014   18:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang seperti kita tahu bahwa setiap tahunnya akan selalu diadakan Ujian Nasional sebagai tolak ukur siswa dan sekolah itu sendiri sekaligus sebagai bahan evaluasi level pendidikan yang sudah tercapai dan yang paling penting adalah sebagai acuan sekolah untuk penerimaan siswa dan siswi baru  melalui Nilai Evaluasi Murni (NEM) yang mereka dapatkan setelah menempuh ujian nasional tersebut. Tak heran terkadang ujian nasional ini sebagai momok untuk sebagian pelajar karena NEM ini akan menentukan dimana sekolah selanjutnya yang akan mereka tempati.

Pada rubrik kali ini saya akan berfokus pada ujian nasional 2014 tingkat SMA yang telah diselenggarakan pada tanggal 14-16 April 2014 kemarin. Saya sebagai siswa kelas 12 pun telah melewati serangkain ujian nasional tersebut. Lalu bagaimana setelah melewatinya? hanya terdapat dua kata : lega dan kaget.

Ya saya memang merasa lega karena ujian tersebut telah saya lewati tetapi jujur saja saya pun juga kaget karena ternyata terdapat soal seleksi masuk perguruan tinggi di ujian nasional tahun ini karena memang ujian nasional tahun ini hasilnya akan dipadukan dengan nilai raport siswa untuk seleksi undangan jadi tingkat kesulitan pun semakin bertambah. Padahal "katanya" soal sulit atau yang biasa disebut high order think itu hanya 4 soal ditiap pelajaran namun ternyata soal lain pun juga terlihat sukar dikerjakan dengan kata lain agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya walaupun tetap mengacu pada kisi-kisi dan SKL yang telah ditetapkan akan tetapi tahun ini soal-soal ujian nasional mengalami modifikasi yang lumayan drastis sehingga membutuhkan pemahaman lebih untuk mengerjakan soal tersebut sehingga banyak dikeluhkan oleh para pelajar SMA.

Banyak pro dan kontra yang beredar mengenai soal ujian nasional tersebut. Seperti yang telah dikatakan menteri pendidikan, M Nuh , bahwa soal-soal ujian tersebut mengacu pada standar PISA  (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT ) yang berarti standar soal telah disetarakan dengan tes tersebut walaupun hanya beberapa. Apakah soal-soal tersebut sesuai dengan standar nasional? disinilah bahan koreksi yang mungkin dibenak kita.

Dipihak yang pro berkata bahwa sudah sepantasnya soal-soal tersebut diikutkan di ujian nasional karena sebagai indikator kelulusan di jalur undangan sehingga soal-soal tersebut didesain dengan sedimikian rupa sehingga calon-calon mahasiswa siap dan terseleksi secara adil. Soal ujian nasional yang bersifat evaluatif ini kini dipadukan dengan soal tes perguruan tinggi yang bersifat prediktif ini telah berhasil dikolaborasikan dengan soal ujian nasional yang biasanya dikeluarkan.

Dipihak kontra berkata bahwa soal tersebut kurang sesuai dengan ujian nasional yang dimana kita ketahui bahwa soal tersebut harusnya berstandar nasional sehingga tingkat kesulitannya harus merata sesuai dengan pendidikan di Indonesia yang kita ketahui tingkat kualitas sekolah-sekolah di Indonesia belumlah merata sepenuhnya. Di lain hal juga mengganggu psikis anak yang telah siap dan berharap bahwa soal-soal ujian nasional akan mirip dengan tahun-tahun sebelumnya.

Semoga pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkembang sehingga di masa kelak akan menghasilkan bibit-bibit bangsa yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negara.

Jika anda menilai, apakah relevansi soal ujian nasional sudah sesuai atau tidak? Keputusan di tangan anda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun