Andai waktu menerima suap
berhentikan semua giat
Silam kulawat
memangkumu dengan hikmat
Kau, bunga bakung berwangi semerbak
Kau, buyung dari semua cahaya dan putri dari semua sajak
Bisakah maaf nanti disematkan saat ini?
Bisakah meminta gaung berhenti berbunyi?
Maafkan aku tentang luka
Ampuni aku akan cedera
...
Jangan kau ingat aku melalui guruh
Ingat aku melalui peluh dan niat acuh
Jangan kau ingat aku melalui semua yang runtuh
Ingat aku melalui rapuh dan simpuh
Jangan kau simpan semua gemuruh
karena aku tak tahu bagaimana bunga bertumbuh
Ikut pula kuterbunuhÂ
tujuh puluh kali tujuh
...
Sekarang matahari sudah teduh
Semoga bersama rintik kau dapat turut luruh
Andai waktu menerima suap
ku tak mau beradu ratap
Biar bubar dunia tunas kudekap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H