Sejak diperkenalkan pada 2009 dengan efisiensi konversi daya sekitar 3,8%, sel surya perovskite telah berkembang pesat, mencapai efisiensi lebih dari 25% dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. Peningkatan ini didorong oleh perubahan komposisi material, rekayasa lapisan, serta teknik produksi yang lebih maju. Teknologi tandem, yang mengombinasikan perovskite dengan sel surya silikon, juga berpotensi meningkatkan efisiensi hingga lebih dari 30%.
Tantangan dalam Pengembangan Sel Surya Perovskite
Walaupun menjanjikan, terdapat beberapa tantangan yang harus diselesaikan sebelum sel surya perovskite dapat digunakan secara luas. Salah satu tantangan utama adalah stabilitas material, karena perovskite rentan terhadap kerusakan akibat kelembapan, oksigen, dan suhu tinggi. Selain itu, banyak formulasi perovskite menggunakan timbal, yang menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan dan kesehatan.
Perovskite menjanjikan sebagai material untuk sel surya generasi mendatang, dengan efisiensi tinggi, biaya produksi yang rendah, dan kemampuan integrasi dengan teknologi lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H