Selama tahun 2019, Indonesia berhasil merilis banyak film dengan kualitasnya yang tidak main-main. Salah satu film yang berhasil menarik perhatian banyak penonton adalah film garapan sutradara Andi Bachtiar Yusuf berjudul Love for Sale 2 (2019).
Film yang diperankan oleh Adipati Dolken sebagai Ical dan Della Dartyan sebagai Arini ini mengangkat tema mengenai dinamika di dalam keluarga. Meskipun tema besar membahas mengenai keluarga, namun tetap banyak adegan yang menunjukkan adanya sosialisasi di tengah masyarakat.
Kental akan budaya dan pandangan orang Indonesia, membuat film ini menjadi semakin dekat dengan realitas sosial. Berbagai konflik yang ditampilkan dalam film rasanya masih sering terjadi terutama ketika membahas tentang tuntutan pernikahan, pekerjaan yang layak, dan gender.
Konflik dalam film Love for Sale 2 ini terasa begitu nyata, hingga tanpa sadar terbentuk suatu strukturasi di dalamnya. Strukturasi menurut Vincent Mosco berhubungan dengan kelas sosial, gender, ras, hegemoni dan gerakan sosial yang dapat menimbulkan perubahan sosial.
Dari apa yang didefinisikan oleh Vincent Mosco, strukturasi (dalam Subandi & Sadono, 2018, h. 828) sendiri dapat diartikan sebagai agen yang membentuk struktur, dan struktur membentuk agen, di mana kemudian terjadi proses produksi dan reproduksi yang berkaitan satu dengan lainnya.
Lalu, Apa saja sih strukturasi yang ada dalam film Love for Sale 2? Yuk simak pembahasan berikut!
Pernikahan sebagai bentuk eksistensi
Ketika sudah bekerja dan berusia matang, pertanyaan yang kerap kali terdengar adalah "Kapan nikah?". Begitupun dengan yang dialami tokoh Ical yang dirasa sudah memenuhi target namun tak kunjung menikah.
Tuntutan untuk segera menikah dari ibunya, saudara-saudaranya dan orang di sekitarnya kerap kali membuat Ical kesal, sebab memang Ical mempunyai pola pikir yang berbeda dengan kerabat-kerabatnya.