Mohon tunggu...
Cornal Andri
Cornal Andri Mohon Tunggu... Administrasi - Pelayanan Masyarakat

keep smile :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

PT KAI, Tolong Perhatikan Sistem Commuter Line

16 Mei 2012   15:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita ketahui bahwa Jakarta berteman akrab dengan yang namanya kemacetan. Salah satu solusi untuk menghindari kemacetan yaitu dengan menggunakan sarana transportasi kereta api dengan sistem commuter line. Namun dalam pelaksanaanya yang semakin hari semakin baik masih perlu dilakukan perbaikan demi tercapainya sistem yang efektif dan efisien. Beberapa diantaranya :

  1. Jadwal yang tepat. Sampai saat ini masih sering terjadi keterlambatan yang menurut saya, selisih waktu tersebut sudah terlalu jauh untuk diberikan toleransi karena kita ketahui bahwa pengguna kereta commuter line banyak yang harus menyambung (transit) pada stasiun tertentu. Kalau waktu untuk transit seharusnya ada beberapa menit sebelum kereta berangkat, namun karena keterlambatan penumpang harus menunggu untuk waktu yang cukup lama. Misalnya :  Jalur Tangerang - Duri yang jadwalnya tidak sebanyak jalur Manggarai- Depok.
  2. Harga terjangkau dan sebanding. Kalau melihat sistem Busway dengan sistem satu harga maka commuter line menggunakan banyak variasi harga yang menurut saya sangat tepat. Namun, harga yang ditawarkan harus jelas peruntukannya. Misalnya calon penumpang dari St. Depok ke St. Jatinegara dikenakan harga Rp. 6.000,00 tetapi untuk penumpang dari St. Pasar Minggu menuju St. Pesing dikenakan harga Rp. 11.500,00 dan penumpang dari St.Jatinegara ke St. Tangerang dikenakan harga Rp. 5.500,00. Sungguh tidak arif karena dilihat jarak tempuhnya penumpang kedua dikenakan gabungan 2 harga, seharusnya harga yang dikenakan cukup Rp. 6.000,00 tidak perlu memberikan harga gabungan. Mengapa hal ini terjadi dan apa alasanya pihak PT.KAI tidak menjelaskan sistem-sistem Daop (daerah operasional) kepada calon penumpang.
  3. Loket yang jual tiket. Setiap stasiun pasti memiliki loket dan beberapa stasiun yang memiliki dua pintu masuk juga terdapat dua loket, tetapi mengapa hanya satu loket yang menjual tiket commuter secara lengkap. Misalnya : St. Jatinegara yang memiliki dua loket utama di depan (utara) yang berada di belakang (selatan), tetapi untuk para calon penumpang yang membeli tiket melalui loket belakang hanya disediakan beberapa tujuan dan tidak menjual tiket tujuan tertentu, contonhnya tujuan Tangerang. Hal ini mengakibatkan calon penumpang harus ke loket depan dan hal ini memberi resiko tertinggal kereta dan ketertinggalan itu memakan waktu dan bagi penumpang yang transit harus menunggu lebih lama (misalnya 40 menit). Padahal jika naik kereta yang tadi, waktu transit hanya sebentar (misalnya 7 menit).
  4. Pelayanan prima. Hendaknya, sebagai transportasi umum tidak mengenal istilah "diliburkan" pada hari Sabtu -Minggu. Misalnya pada jalur Duri- Tangerang sehingga jawdal yang ada hanya sedikit. Saat ditanya juga seharusnya menjawab dengan ramah atas pertanyaan para penumpang, bukannya diam atau mejawab asal.
  5. Kawasan bebas rokok. Perda yang sudah dibuat hendaknya diimplementasikan, terlebih bagi para petugas keamanan kereta. Bukannya seperti dua orang petugas keamanan dalam yang disaat berada di atas peron merokok sambil bersenda gurau karena tidak seharusnya di saat bertugas dan di tengah- tengah kerumunan penumpang merokok sambil mengenakan seragam.

Itulah hal-hal yang mungkin bisa diperbaiki oleh PT.KAI dalam sistem commuter line yang kita harapkan bersama dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Sebelumnya mohon maaf jika ada kesalahan. Kita harapkan untuk commuter line yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun