Buat kamu yang sudah memulai investasi pasti akan senang jika melihat uang yang kamu investasikan semakin bertambah. Tetapi jangan bahagia dulu karena keuntungan sebesar apapun belum disebut keuntungan sebelum dicairkan. Jika dalam dunia ekonomi hal ini disebut unrealized gain.
Lalu ketika melihat rekening reksadana sudah untung, kira-kira kapan waktu yang pas untuk mencairkan uang di reksadana?
Sebelum membahas waktu yang tepat, kamu perlu tahu mengenai model investasi reksadana. Pada umumnya reksadana ini terdiri dari sekumpulan beberapa produk investasi diantaranya saham, deposito obligasi dan lain-lain. Jadi jika kamu melihat berita tentang IHSG turun sebesar 5% dalam sepekan, jangan ketakutan dulu. Karena penurunan IHSG tidak serta merta akan mempengaruhi penutunan reksadanamu. Bisa jadi saham yang dibeli memang turun mengikuti IHSG karena kinerjanya yang buruk. Bisa juga saat IHSG turun, tapi ada beberapa saham yang naik.
Jual Reksa Dana Anda untuk Memenuhi Tujuan Anda
Jika Anda adalah investor reksa dana, maka Anda mungkin membeli reksa dana berdasarkan alokasi aset yang terkait dengan suatu tujuan (misalnya, membeli kendaraan, membeli rumah, pensiun, pendidikan perguruan tinggi anak-anak). Saat berinvestasi untuk mencapai tujuan Anda, perubahan dalam alokasi aset Anda diperlukan. Misalnya, jika anak-anak Anda mendekati pendaftaran di perguruan tinggi, Anda dapat memutuskan untuk menyesuaikan portofolio Anda dengan alokasi yang lebih konservatif untuk mengurangi risiko kehilangan uang yang telah Anda siapkan untuk biaya kuliah.
Dalam hal ini, Anda akan menjual sebagian reksa dana saham Anda dan membeli reksa dana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang yang lebih konservatif.
Kinerja Reksadana Terus Buruk
Ketika kamu membeli reksadana, maka kamu akan mendapat laporan dari penerbit reksadana/perusahaan manajer investasi. Kalau namanya investasi, ya jangan dipelototin setiap hari. Misalkan setiap seminggu sekali atau sebulan sekali untuk memastikan apakah kinerja reksadana ada peningkatan atau tidak.
Jika dalam kurun waktu 1 tahun ternyata tidak ada peningkatan dari investasi reksadana tersebut. Ada baiknya bisa mulai memilih reksadana lainnya. Hal ini juga bisa menjadi salah satu alasan kamu harus mencairkan reksadana.
Namun hal penting adalah apakah penurunan kinerja reksadana itu sesuai dengan kondisi ekonomi dan pasar yang memang tidak kondusif atau tidak. Jika memang alasannya karena penurunan ekonomi, maka wajar.
Jual Reksa Dana Anda Jika Manajer Investasi Berubah
Alasan lain Anda harus mempertimbangkan untuk menjual reksa dana Anda adalah jika manajer  investasi meninggalkan reksadana yang dikelolanya. Banyak investor membeli reksa dana karena rekam jejak manajer dana tertentu. Misalnya, Peter Lynch, manajer terkenal Dana Fidelity Magellan hingga 1990. Banyak investor membeli ke Fidelity Magellan Fund karena gaya unik investasi dan rekam jejak Peter Lynch, banyak yang kecewa dengan pengembalian yang kurang (atau, setidaknya, bukan sebagai reksadana bintang) setelah ia pensiun.
Ketika seorang manajer investasi pensiun, dan manajer baru mungkin memiliki cara pengelolaan yang berbeda dari manajer investasi lainnya. Sehingga, manajer investasi dapat mengubah portofolio serta dapat menyebabkan distribusi capital gain yang tidak diinginkan. Jika pengelola dana Anda pergi, pertimbangkan itu sebagai indikasi merubah  strategi investasi dan pertimbangkan untuk menjual reksa dana Anda.
Jual Reksa Dana Anda Jika Secara Konsisten Berada Di Bawah Benchmark
Jika Anda membeli reksadana saham, Anda mungkin berharap bahwa dana tersebut akan berkinerja bagus, seiring berjalannya waktu, mengungguli tolok ukurnya/benchmark. Dalam hal ini, Anda akan mengharapkan bahwa reksa dana berkapitalisasi besar harus mengungguli IHSG. Jika reksadana yang anda beli secara konsisten berkinerja buruk dibandingkan benchmarknya, maka pertimbangkan untuk menjual reksa dana Anda dan membeli rerksadana yang dikelola secara aktif lainnya.