Mohon tunggu...
Cendekia Al Azzam
Cendekia Al Azzam Mohon Tunggu... Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belajar dari Psychologi of Money untuk Ramadan Hemat dan Sehat Finansial

15 Maret 2025   11:43 Diperbarui: 15 Maret 2025   11:47 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Psychology of Money Karya Morgan Housel (Sumber: Dokpri/Cendekia/Disisi)

Beberapa saat yang lalu, aku merampungkan bacaan - sebuah buku terkait keuangan. Judulnya Psychology of Money Karya Morgan Housel, buku ini sudah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia melalui penerbit Baca. Ada beberapa poin penting yang sangat relevan untuk diterapkan dalam menjalani hidup di bulan suci ramadan dari buku ini. Poin-poin ini sangat pas untuk memanajemen serta sebagai pengingat bagi diri kita yang berprilaku konsumtif berlebihan di bulan ramadan. 

Ramadan yang diharapkan menjadi bulan berhemat, justru membuat kita melarat. Hal ini dikarenakan naiknya harga kebutuhan pokok di bulan ramadan, hingga perilaku konsumtif yang tak terkendali melebihi kapasitas.

Pertama, mengontrol emosi penting untuk mengelola keuangan. Emosi sangat berperan penting dalam mengelola keuangan karena dalam mempengaruhi keputusan finansial. Emosi seperti takut, cemas, dan terlalu percaya diri ini dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi keuangan apabila tidak dikontrol dengan baik, seperti mempengaruhi kemampuan menabung, menyebabkan hutang, bahkan dapat memicu stres hingga berdampak negatif pada kualitas hidup.

Oleh karenanya kita diharuskan mengelola keuangan secara bijak, dengan cara mengenali dan mengontrol emosi, membuat rencana jangka panjang, pahami perilaku keuangan, tetapkan anggaran dan rencana pengeluaran, dan pilih produk keuangan yang tepat.

Kedua, jangan fokus pada jangka pendek. Ingat, hidup bukan hanya pada saat bulan ramadan saja, jadi jangan menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Kurangi budaya konsumtif yang tidak diperlukan.

Ketiga, fokuslah pada pola daripada meniru orang lain. Pada poin ini sudah jelas dan sangat tegas, bahwasanya kita hidup harus sesuai dengan kemampuan, jangan mengikut gaya hidup orang lain. Kalau hanya mampu pada angka 1, jangan memaksa untuk mencapai angka lima atau sepuluh, yang ada justru menyiksa diri.

Terakhir, kita yang mengendalikan uang, bukan sebaliknya, uang yang mengendalikan kita.'Nilai Uang' yang paling signifikan adalah ketika kita dapat mengendalikan uang, bukan uang yang mengendalikan hidup kita. 

Kadang kala, karena kita sudah terbiasa dengan perilaku konsumtif apapun cara akan dilakukan, termasuk berhutang. Perilaku ini seakan menjadi hal yang biasa bagi kita. Banyak cicilan atau kredit yang harusnya tidak perlu, pada akhirnya mengendalikan hidup kita. Akhirnya, justru kita bekerja untuk uang, bukan uang yang bekerja untuk kita.

Bulan ramadan melatih kita untuk mengontrol diri, menjadi momentum memperbaiki diri dari segala sisi. Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dahaga, kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya pun harus dijaga, seperti perilaku konsumtif yang berlebihan. Biasanya kita sibuk membeli apa saja yang dilihat oleh mata, bahkan sesuatu yang tadinya tidak kita suka, tidak kita inginkan, menjadi ingin. Seolah-olah itu harus ada. Padahal ketika kita buka puasa, semuanya nggak kemakan, baru minum satu gelas udah kenyang.

Semoga kita dapat lebih bijak dan arif dalam mengelola keuangan. Membeli karena butuh, bukan sebab rasa penasaran maupun sekadar ingin, apalagi karena untuk memenuhi standar gaya hidup orang lain. Ingat pesan orang bijak; "melihat ke atas sebagai motivasi, melihat ke bawah untuk bersyukur." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun