Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | DSF7296 | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Anak Menjadi Penurut - Habib Segaf Baharun

21 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 21 Juli 2024   09:30 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Sholeh. Foto Sharia Greenland. Ist

Seiring berkembangnya zaman, banyak anak-anak yang semakin minim etika dan sopan santun, terlebih dalam menjaga adab terhadap orang tuanya. Melawan perintah orang tua dan lain sebagainya.

Hal ini dapat kita lihat secara nyata, tidak usah jauh-jauh dari sekitar kita. Di lingkup keluarga kita saja, terkadang anak-anak kita ketika dinasihati dia melawan, tidak menerima. Enggan melakukan hal-hal yang kita perintahkan, dan justru lebih senang melakukan hal yang dilarang. Keras hatinya.

Dalam sebuah nasihatnya, Pengasuh Pondok Pesantren Darullughah Wada'wah Raci, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Habib Segaf Baharun menyampaikan sebuah amalan (wirid) yang bisa dilakukan orang tua agar anak yang nakal dan keras hatinya tersebut, menjadi anak yang penurut.

Wirid ini disunnahkan atau dianjurkan untuk dibaca supaya anak menjadi penurut kepada titah orang tua. Caranya, baca berulang dan sebanyak-banyaknya ayat Al Qur'an Surah Ad-Dhuha ayat kelima yang berbunyi; Walasaufa yu'tika rabbuka fatardho, diulangi sebanyak seratus dua kali.

Adapun arti dari ayat ini, ialah; "Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau ridha." ayat ini jika dibaca sebanyak seratus dua kali bilangan dan diniatkan untuk anak yang nakal dan keras hatinya agar Allah turunkan hidayah kepadanya sehingga dilembutkan hatinya, insha Allah anak tersebut akan menjadi anak yang penurut. Apalagi jika dibaca secara langsung dengan memegang kepada sang anak.

Wallahu a'lam bishawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun