Hari kedua lebaran memang paling seru dihabiskan untuk menyenangkan diri. Setelah seharian bersilaturahmi kepada sanak-saudara terdekat di hari pertama - waktu untuk diri sendiri atau yang biasa orang bilang "me time" akhirnya tiba di hari berikutnya.
Setelah kemarin tidak sengaja melihat iklan di televisi, bahwasanya salah satu daftar tunggu film yang ingin aku tonton akhirnya tayang perdana di layar kaca. Sejak kemarin memang sudah pasang pengingat di telepon genggam -- sepuluh menit sebelum film dimulai, agar bisa menyaksikan sejak awal.
Film Air Mata di Ujung Sajadah merupakan salah satu film yang ingin aku tonton sejak pertama kali melihat teaser dan trailernya di media sosial. Selain judul film yang menarik, juga ada pemerannya yang aku suka, seperti; Titi Kamal dan Wan Faqih Alaydrus. Sayangnya, hingga waktu tayang film ini habis, aku belum sempat menyaksikannya secara langsung, hanya bisa melihat komentar para warganet dan pengulas film.
Film ini mengusung tema drama keluarga, merupakan garapan Sutradara Key Mangunsong dan diproduksi oleh Beehave Pictures yang bekerjasama dengan Multi Buana Kreasindo Production. Berkisah tentang seorang ibu yang dipisahkan dari anaknya sejak dilahirkan, dan setelah ia tahu bahwa anaknya masih hidup, ia menginginkan anaknya kembali setelah dirawat bertahun-tahun oleh orang tua asuh.
Sinopsis
Aqilla (Titi Kamal) melahirkan bayi dari pernikahannya dengan Arfan (Krisjiana Baharudin) yang tidak direstui oleh Halimah (Tutie Kirana), ibunya. Setelah suami Aqilla meninggal karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla bahwa bayinya meninggal ketika dilahirkan. Tanpa sepengetahuan Aqilla, Halimah memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah namun belum punya anak, yakni pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana). Bayi itu dinamai Baskara, artinya: cahaya. Sesuai namanya, kehadiran Baskara (Faqih Alaydrus) membawa kebahagiaan bagi seisi rumah keluarga Arif dan Yumna.
Tujuh tahun kemudian, Aqilla mengetahui bahwa anaknya masih hidup. Dia bertolak dari kehidupannya yang hampa di London untuk menjemput masa depan barunya. Akankah Aqilla tega merenggut Baskara dari Yumna yang sudah merawat dan membesarkannya selama bertahun-tahun? Sementara itu Yumna merasa bersalah karena telah mencuri satu-satunya kebahagiaan Aqilla. Siapakah yang lebih berhak menjadi ibu Baskara?
Alur Film
Cerita film ini dibuka dengan Aqilla, seorang desainer interior yang menikah dengan Arfan, namun pernikahan mereka tidak direstui oleh Ibunya Aqilla. Saat hamil besar, Arfan kecelakaan yang mengakibatkan ia meninggal dunia. Sebab pernikahan sang anak tidak direstuinya, saat Aqilla melahirkan -- anaknya diberikan Bu Halimah (Ibunya Aqilla) kepada sepasang suami-istri yang sudah lama mendambakan  seorang anak di kehidupan mereka. Bu Halimah mengatakan jika anaknya Aqilla meninggal saat dilahirkan.