Setelah beristighfar dan kembali fokus pada bacaan tahlil yang dipimpin oleh Santri Asshiddiqiyah 11 Way Kanan, Lampung, pikiranku kembali terbang. Kali ini menuju salah satu sosok Gusdurian (Pegiat Gus Dur) yang akrab dan berpengaruh dalam diriku. Beliau adalah Almarhum Gatot Arifianto - sosok humanis, pegiat sosial yang merupakan guru jusnalistikku. Darinya, aku banyak mengenal sosok-sosok yang berkecimpung di Nahdlatul Ulama, seperti Mbah Hasyim, Gus Dur, dan lainnya.Â
Usai berdoa bersama, aku menghadiahkan fatihah khusus bagi kedua orang tua, para guru, wabil khusus Almarhum Papa. Hanyut, hening, dalam - menggelayut dalam doa dengan diakhiri 'semoga' dalam harap yang hanya kepada-Nya.
Ini merupakan ziarah ketiga kalinya di pusara Mbah Kiai Hasyim dan Gus Dur. Pertama, tahun 2018 bersama rombongan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 11 Gunung Labuhan, Way Kanan, Lampung. Kedua, bersama keluarga besar NU Kabupaten Bogor, saat menghadiri puncak perayaan 1 Abad Harlah NU di Sidoarjo, Jawa Timur. Dan, kembali ketiga kalinya bersama keluarga besar di pondok. Dari perjalanan ketiganya, perjalanan kali ini yang paling berkesan dan terasa sekali perjalanan spiritualnya. Semoga kembali diizinkan untuk hadir di Kota Santri yang damai dan sejuk ini.
Baca juga:
    * Menikmati Atmosfer Masjid Nabawi Dari Ar-Rahman Kota Blitar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H