Mohon tunggu...
Mirsa Wicaksono
Mirsa Wicaksono Mohon Tunggu... -

http://coretanlepas.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Misteri Hilangnya Beberapa Lembar Ribuan

29 Januari 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“When you have eliminated all which is impossible, then whatever remains, however improbable, must be the truth.”
―Arthur Conan Doyle, The Casebook of Sherlock Holmes


Kata orang-orang sih, tulisan yang diingat itu selalu diawali oleh quote yang  keren. Tidak ada salahnya kan dicoba? Harapannya, tulisan ini bisa kecipratan efek keren yang konon katanya itu. Dan konon lagi, desas-desusnya, menampilkan quote keren dari seorang tokoh legenda seperti Sir Arthur Conan Doyle akan banyak menarik minat pembaca. Tak tahu dari mana pemahaman ini mengakar di otakku tapi rasanya benar saja. Ya, semoga saja benar.
Bagi yang sering membaca komik karangan Aoyama Gosho, Detective Conan, mungkin petikan quote di atas cukup familiar karena pernah dikutip di salah satu chapternya. Aku lupa tepatnya chapter berapa. Ah, sudahlah. Hari ini kualami peristiwa yang pemecahan masalahnya didapat setelah memikirkan quote dari eyang Doyle ini lewat tokoh fiksinya yang sangat terkenal, Sherlock Holmes. Baiklah, aku akan menceritakan kronologis kejadian tadi dengan sedikit bergaya misteri, dan kalau kalian berkenan, silahkan ikut bermain di sini, tentu saja, sekali lagi, jika kalian tidak keberatan. Silahkan berperan sebagai seorang detektif di sini, cari jawaban dari teka-teki cerita di bawah ini:


Peristiwa itu berawal di suatu siang di suatu hari, saat itu aku hendak keluar dari kamar kos untuk membeli sesuap nasi, sebungkus nasi maksudku. Aku punya kebiasaan meletakkan recehan dan uang ribuan di mangkok bonus pembelian deterjen. Kuambil beberapa lembar uang kertas yang kesemuanya bergambar abang Pattimura yang terlihat garang membawa golok keluar dari mangkok kesayanganku itu, empat lembar tepatnya. Kebetulan hanya tersisa segitu ketika itu. Kugenggam empat lembar ribuan itu dengan tangan kiriku, saat itu aku memakai kaos dan celana panjang yang tidak bersaku. Sebenarnya aku tidak kidal, kebetulan saja saat itu. Lalu ketika dua langkah hendak menuju pintu, aku menoleh melihat keadaan kamar sekali lagi. Saat itu aku sadar ternyata kamarku tak sebersih yang kurasakan selama ini. Sekonyong-konyong timbul kesadaran untuk membersihkan kamar, kesadaran ini semacam hidayah musiman bagiku. Aku bukan tipe orang yang rajin bersih-bersih secara rutin, tapi ketika hati ini ingin, tak peduli walau itu hujan badai tengah malam atau pagi buta berembun sekalipun, aku akan tetap melaksanakannya. Kecuali saat itu ada latihan futsal atau sepak bola. Setiap orang mempunyai skala prioritasnya masing-masing bukan?! Kupinjam sapu ijuk milik teman, lalu mulai menyapu. Tangan satu memegang sapu yang menjangkau debu di sudut-sudut ruangan sementara tangan satunya sibuk memunguti plastik bekas, kertas-kertas kotoran. Kususuri segala penjuru ruangan. Kamarku kira-kira berukuran 2.5 x 3 meter persegi, kecil sebenarnya. Perabotan yang ada hanyalah satu ranjang dipan pendek berkolong sempit, satu meja belajar tempat mangkok yang kumaksud tadi berada, satu kursi, satu lemari pakaian yang juga berfungsi sebagai lemari buku, dan televisi 14 inch warisan kakak tingkat dari daerah medan sana. Mulai dari bawah meja belajar kubersihkan dengan seksama hingga debu terkecil sekalipun tak luput dari jangkauan ijuk maut. Setelah itu sampah itu kubuang. Dengan perut yang masih kosong, tentu pekerjaan tadi melelahkan. Kusandarkan sapu ijuk di depan kamar, lalu aku masuk, beristirahat sejenak di ranjang sambil menonton televisi. Ada sekitar 10 menitan aku bersantai di sana. Setelah kurasa cukup beristirahat, aku bangkit untuk keluar membeli makanan.
DI SINI MASALAHNYA MUNCUL:
Empat lembar uang ribuan tadi hilang entah ke mana.  Dengan gaya khas sok keren yang disukai para psikiatri -jemari tangan menopang dagu dengan jari telunjuk memijat pelipis. Seperti memegang sebuah pistol- aku mulai mencari jawaban di mana uangku berada. Lalu kutipan eyang Doyle itu tiba-tiba muncul, terlintas begitu saja di pikiranku dan memberi pencerahan. Benar saja, uangku ada di tempat itu. Bisakah kalian menebak di mana itu? Kemungkinan jawaban ada banyak, tapi temukan jawaban yang merujuk pada petunjuk-petunjuk yang tersirat. Petunjuk rangkaian misteri ini ada di cerita di atas.


Kejadian ini benar-benar terjadi, jadi fakta adalah jawabannya. Jawabannya akan kupost sebagai lanjutan cerita di postingan selanjutnya dengan judul yang identik. Ayo main teka-teki sebentar dan berlagak bak Conan, atau Sherlock. Lagi, kalau kalian memang berkenan dan memang tidak keberatan. Mari bermain! Silahkan komen menjawab misteri ini, hehe

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun