Pagi-pagi seorang perempuan datang mengadu.
“Mas aku sering dikirimi puisi-puisi cinta oleh si penyair itu, puisi-puisi yang sangat indah juga sangat romantis!” katanya
“Si anu yang mana, nih?” tanyaku
“Itu, lho, mas si anu yang suka bikin puisi terus dilike sampai ribuan dan komentarnya jutaan!”
“Oh, itu, toh hati-hati jangan mau digombali dengan puisi, tempo hari beberapa perempuan juga datang kemari terus mengadu, katanya mereka juga sering dikirimi puisi-puisi cinta sama dia, klepek-klepek, lantas jatuh cinta, sesudahnya ditinggal begitu aja! Kamu hati-hati”
“Owalaah, ngunu, toh! Duh, padahal aku udah kadung cinta, Je,”
Beberapa hari kemudian
Berbondong orang datang menggerebekku
“Jiancuk!!” kata salah satu dari mereka
“Hai, bung, Puisi itu bahasa nurani, bukan untuk menggombali seperti yang kau bilang! Ini penistaan! “ timpal yang lainnya
“Tangkap! Adili!’