Di wajahmu Tuhan memendar bulan dengan malam yang patuh
Sampai musim akan memakannya; entah
Namun bulan tetaplah bulan kendatipun ia setengah
Tak redup di dada sang pemimpi
pendarmu adalah kehangatan pada kekosongan
kerapuhan sekaligus cungkup berdiam dari buncahan keresahan
bahkan ditiaptiap lawatan turut serta kau
dengan segala cintanya
Lalu jika ada yang berkata
kau sumber dari segala kejatuhan
dengan nyata kusangkal
sebab kau diambil dari aku lalu dijadikannya penolong sepadan
juga pedusi bagi semua nafas
sebagaimana telah dijanjikanNya
2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H