Bangsa yang besar tentu harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang besar pula. Jika Indonesia bermimpi dan bercita-cita menjadi lima besar dunia tentu membutuhkan seorang pemimpin yang bermimpi dan bercita-cita besar. Tanpa memiliki pemimpin yang mempunya cita-cita dan mimpi besar mustahil Indonesia untuk tampil menjadi kekuatan lima besar dunia.
Indonesia sebenarnya memiliki "balungan" atau fondasi sebagai bangsa yang besar, maka sudah sewajarnya memiliki cita-cita yang besar. Di masa lalu kekuatan Indonesia cukup diperhitungkan oleh dunia internasional. Pemimpin besar dengan ambisi besar telah hadir pada sosok pemimpin yang bernama Soekarno.
Lahir dimasa penjajahan dan pergerakan, menjadi seorang pemimpin yang tumbuh untuk mencintai rakyat dan bangsanya. Di tengah  kondisi dijajah tetap memiliki cita-cita besar setelah berhasil merebut kemerdekaan. Cita-cita mulia dituangkanlah dan pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Dasar tersebut tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Saat ini Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang siap untuk menjadi permadani bangsa, menghiasi kepemimpinannya yang nyaman manjadi hamparan bagi seluruh anak bangsa bahkan juga untuk masyarakat dunia. Indonesia membutuh pemimpinan yang bisa menularkan ambisi dan mimpi besarnya kepada seluruh lapisan masyarakat agar bisa fokus pada tujuan bersama tersebut.
Pemimpin seperti apa yang relevan dengan kondisi saat ini untuk menahkodai Indonesia agar menjadi kekuatan lima besar dunia? Paling tidak ada empat karakter dan bekal yang harus dimiliki oleh pemimpin Indonesia masa depan.
Pertama, pemimpin yang memiliki kedudukan atau posisi. Ini berarti seorang pemimpin Indonesia masa depan bukanlah pemimpin yang dari nol, yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Paling tidak dia adalah seorang yang pernah menjadi seorang nahkoda pada perahu yang lebih kecil dari sebelumnya.Â
Hal ini bisa menjadi tolok ukur terhadap keberhasilan jika memimpin dalam skala yang lebih besar. Sangat mustahil jika gagal memimpin di level yang kecil kemudian akan berhasil memimpin di level yang lebih besar.
Selain itu, pemimpin yang seperti ini akan memiliki basis yang kuat sehingga dihormati dan disegani oleh seluruh elemen bangsa. Disamping itu pemimpin tersebut sudah terbiasa dengan berbagai karakter orang-orang yang dipimpinnya sehingga bisa menempatkan orang sesuai dengan kemampuannya.
Kedua, pemimpin yang terpercaya. Seorang pemimpin, apalagi dalam era demokrasi seperti ini adalah pemimpin yang diberikan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilu. Sehingga kepercayaan tersebut harus dijaga dengan baik, agar bisa tercapai tujuan dan impian bersama.Â
Pemimpin yang terpercaya dia tidak akan mengkhianati rakyat dan bangsanya hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau keuntungan untuk golongannya sendiri.