Bismillah ….
Jika fikiran kita flashback ke masa lalu, pasti kita akan ingat tanggal sekarang kan? Ya, tanggal 2 Mei. Hari Pendidikan Nasional. Hari yang begitu bersejarah bagi Pendidikan di Indonesia ini, dan begitu penuh makna. Namun akankah Hardiknas semakna seperti tahun zaman Ki Hajar Dewantara?
Ya, semua para guru, siswa maupun mahasiswa berharap pendidikan bisa lebih baik lagi. Namun jika kita tengok jendela pendidikan Negara kita, apakah kita benar-benar sudah terpenuhi pendidikan kita ? Mungkin ini semua terjawab oleh hati masing-masing.
Bersangkutan dengan UN kemarin, mungkin sudah tidak asing lagi dengan kunci jawaban. Dan hal ini telah menjadi rahasia umum. Tapi,inikah yang dinamakan makna Hardiknas untuk bangsa kita. Bayangkan, jika kita terus dikasih kunci jawaban kapan mau maju bangsa kita? Itu sama saja dengan lebih baik tidak belajar 3 tahun lalu begitu UN sudah dekat, tinggal kasih saja kunci jawaban. Mudahkan? Namun inikah yang dinamakan Pendidikan Indonesia? Dimana letak kejujuran bangsa kita. Akankah generasi muda selanjutnya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak jujur. Ya, masalah nyontek atau tidak nyontak jawablah pada hatinya masing-masing. Penulis juga tidak ingin tau siapa yang nyontek dan tidak. Itu semua ada dalam diri masing-masing. Dan perlu diingat, jika kita takut oleh pengawas ujian itu salah besar. Ada Allah yang selalu menyaksikan gerak-gerik kita. Dan yang mengawasi ujian bukan hanya 2 pengawas saja, tapi ada tiga pengawas, yaitu Allah yang Maha Melihat. Semoga di Hari Pendidikan Nasional ini bangsa kita semakin menjunjung tinggi kejujuran. Karena jika bangsa kita Jujur, prestasi pun akan menyertai kita. Dan bagi seluruh siswa-siswi yang menunggu kelulusan, semoga kita semua bisa lulus dengan hasil yang memuaskan tentunya dengan kejujuran kita. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H