Mohon tunggu...
Deny Rosadi
Deny Rosadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bersyukur dahulu baru kemudian Bahagia, jangan dibalik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modus Penipuan Hypnosis Terbaru

3 Oktober 2014   20:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duh jangan sampai sudah terjual ya dik, anak saya bisa kecewa sekali, tolong ya Dik" memohon Pak Walikota.

"Baik Pak saya butuh 1 jam untuk memastikan unit tersebut masih available atau tidak, saya hubungi Bapak segera setelah dapat info", mendinginkan saya.

"Oke ditunggu ya dik Deny", tutup Pak Wali.

Gak berapa lama sekitar 15 menit saya hubungi kembali nomor ajudannya Pak Wali. Sempat terpikir kenapa nggak Pak wali yang bicara langsung aj sih. Sempat mbatin saya.

"Ya Pak deny, informasinya sudah ditunggu Pak Wali, mohon ijin" jawab ajudannya.

Terdengar seperti suara pintu yang buka tutup, dan suara-suara mohon ijin pak, ini pak deny.

"Hallloo, gimana dik Deny?" to the point Pak Wali bersuara bebi romeo itu.

"Alhamdulillah Pak belum terjual, masih tersedia" beri kabar saya.

"wah syukur alhamdulillah, anak saya pasti sangat senang sekali, tapi saya minta bantu Dik Deny untuk merahasiakan identitas saya ya, jangan bilang yang mau beli itu saya, Dik Deny pasti ngerti lah, bilang saja teman sekolah atau kerabat dik deny sendiri yang hendak membeli rumah itu", pinta Pak Wali.

"Kalau begitu nanti ajudan saya akan kirimkan alamat kantor, dan saya minta no rekening dik deny, kalau bisa BNI" tutup Pak Wali. Saya mbatin lagi, wah ini nih, model yang kayak gini nih, pencucian uang atau apalah, "hasil korupsi mungkin den"," iya kali", konflik batin saya. "ini beneran buat anaknya atau buat ehem-ehem: Ah sudahlah Den.

Tidak lama kemudian saya dihubungi oleh ajudannya "Bapak wali bisa ditemui jam 10 sampai dengan jam 11 siang besok. Mohon Pak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun