Mohon tunggu...
Wahyuni B
Wahyuni B Mohon Tunggu... lainnya -

Pencinta seni dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan adalah Pertanda

18 November 2014   06:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teringat, saat bulir-bulir hujan jatuh satu-satu memeluk tanah tanpa perduli ku kuyup, kau bilang, hujan adalah pertanda, ya, dia mengalir menggulung sepi sampai ke bibir ubun-ubun yang dikecup senja.

Ada diam dibalik pertanda, bersorak menyorak menepi seperti aku yang menghilang dalam sepi, dan kau mungkin akan berlalu menjelajah mimpi tanpa lagi menoleh menepuk jejakku yang luruh bersama waktu.

Besok atau beribu besok, hujan tetap saja hujan, dia adalah tanda yang kita sepakati bersama menjadi rindu yang datang tidak sesekali namun berjeda.

Hujan bukanlah pertanda sua yang usai , tetapi temu yang berulang. Dia meresapi tanah, menjelajah cerita, menggunduk kisah juga menabung rasa, kemudian menyemai kata. Lalu rimbunlah ia di atap langit, tumpah menumpah bak petasan perhiasan malam.

Maka hujan adalah pertanda, rindu datang disela-sela rambutku yang tergelung rapih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun