Wahai dzat, yang kepada-Nya wajah-wajah tertunduk dan khusyu
Pada perintah-Nya seluruh makhluk tunduk
Kusimpuhkan kepada-Mu kening ini, yang tak pernah bersimpuh
Kecuali hanya kepada-Mu lah aku bersujud merendah
Kepada-Mu tangan hina ini menengadah
Tak lewat hari, tanpa mengemis kemurahan-Mu
Aku, yang telah Engkau tahu, seorang pendosa dan ahli maksiat
Yang banyak salah, kini ku datang kepada-Mu tersedu-sedu
Berapa waktu yang aku habiskan berhura-hura
Aku habiskan untuk hal kosong tiada guna
Berapa malam kuhabiskan dengan tidur nyenyak
Sedang ahli takwa sekitarku, kepada-Mu bersujud dan rukuk
Berapa kali setan mengencingi telingaku hingga aku terpulas
Saat subuh mereka menyerbu hamba yang terlelap
Berapa kali nafsuku menghias ulah jahatnya
Hingga aku yang lemah menurutinya, sungguh celaka
Berapa kali setan meniupkan waswas pada hatiku
Tak ada yang mengangkat tengkuknya dan menamparnya
Berapa banyak ayat telah kubaca
Kalau seandainya turun di puncak gunung, kau kan lihat membelahnya
Berapa kali kuulang janji dan ancamannya
Tak pernah hatiku tersentuh dan mengalir air mataku karenannya
Berapa jiwa yang telah kuingatkan dengan Al-Huda
Melesat bagai kuda pacu melaju dengan kencangnya
Banyak jiwa yang kuingatkan dalam kebaikan
Namun kutinggalkan diriku lalai dalam dunia dan menikmatinya
Alangkah meruginya aku menasihati manusia
Andai saja kunasihati diriku, pasti lebih bermanfaat untukku
Ya Rabbi, hikmah-Mu memutuskan aku sebagai pendosa
Aku datang pada pintu-Mu, berlindung dan taubat
Engkau melihat hamba-Mu yang bertaubat memohon ampun-Mu
Sedang aku melihat-Mu Maha Pengampun segala dosa
Jika aku maksiat itu karena kekuranganku,
Adakah selain Allah yang Maja Sempurna dan Tinggi?
Ya Rabbku, Engkaulah yang menciptakan aku dari tanah,
Maka siapa yang tak akan kembali pada asalnya?
Jika bukan karena petunjuk-Mu dan tiupan kemuliaan pada ruhku
Niscaya ia hanya seonggok benda mati
Dengan tiupan kemuliaan-Mu akar tumbuh dan menjulang tinggi
Dan dengannya aku bangkit saat tulang rusuk berserakan
Tanah menarikku dengan kuat
Sedang ruh mengajakku naik kepada-Mu
Andai aku berhasil naik menuju ridha-Mu, itulah tujuanku
Namun jika turun, aku akan selalu berusaha menuju-Mu
Dalam ujian kita berada
Dengannya kita sisipkan untuk menuju negeri kekal dan dicipta
Neraka dikelilingi cobaan syahwat
Girang para ahli maksiat dan menikmatinya
Sedang surga dikelilingi kesukaran
Yang dibenci dan melukai hati serta menyakitkan
Bekal sedikit untuk tujuan yang jauh
Punggung membungkuk kurus sedang teman menjauh
Disana ada perampok yang menunggu
Dengan beragam cara, menyesatkan dari tujuan dan merampas
Iblis menyesatkan, sedang nafsu mengikuti
Hidup membuat kagum, harapan terus menipu
Disana ada sekelompok orang congkak yang mengumumkan perang
Menakuti manusia dan mengagetkan
Mereka berani kepada-Mu, sedang Engkau santun pada mereka
Dan segala sesuatu akan kembali pada Tuhannya
Jalan ini sungguh menakutkan
Ya Rabbi, tunjukanlah aku, tolonglah aku, semoga aku tak terputus
Ya Rabbi, hamba-Mu didepan pintu-Mu berdiri
Berdoa kepada-Mu dengan orang yang takut dan mengharap
Aku takut kepad-Mu karena aku telah banyak mendurhakai-Mu
Aku mengharap kepada-Mu karena luas ampunan-Mu
Ya Rabbi, jika aku meninggalkan kewajiban
Engkau melihat apa yang ada dalam hati dan mendengar
Detak jantung diantara sayapyang memompa ketakqaan
Merasa sempit dan takut karena benci akan dosa dan kesalahan
Serta cinta untuk ingat kepada-Mu
Hati jika jauh dari dzikir kepada-Mu akan kosong dan gersang
Jika aku dzikir kepada-Mu sendiri
Engkau akan dapati aku takut dan menangis
Apakah aku masih punya harapan?
Aku adalah satu diantara yang Kau seru, “Taubat dan kembalilah.”
Dan aku adalah orang yang membawa lentera hidayah sebagai penerang
Adakah disana sesuatu yang berkilau seperti Al-Qur’an?
Aku akan tetap berjalan dengan petunjuk
Meski aku lambat dalam menggapai sempurna atau cepat
Cukup bagiku mencintai mereka dan mengikuti jejak mereka
Aku melihat cinta kepada orang besar akan menolong
Ya Rabbi, tak ada selain pintu-Mu yang aku pinta
Aku berlindung kepada-Nya, karena Dia melindungi yang meminta-Nya
Tak ada selain air mata sebagai perantaraku
Kepada siapa aku harus bersimpuh selain kepada-Mu?
Jika bukan pada pintu-Mu aku mengharap rahmat
Pada pintu yang mana aku harus mengetuk?
Jika ada dosa melekat pada diri ini, maka hanya dari-Mu lah ampunan
Dimana ampunan itu?
Dimana Dzat yang Maha Pengampun?
Dimana rahmat-Nya yang meluas seluruh alam, dimana Sang Maha Luas?
Inilah saatnya ampunan. Maafkan lah aku
Wahai Dzat yang Kepada-Nya menghadap dan khusyu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H