[caption caption="Sumber gambar : www.deherba.com"][/caption]
Hasil USG menunjukkan ada bulatan-bulatan besar di dalam perut. Mungkin tepatnya disekitar rahim. Diameter 6cm di sebelah kanan, dan 3 cm disebelah kiri. Waktu itu tahun 2001 hasil pemeriksaan dokter saat aku masih gadis sering merasa sakit perut di bagian bawah. Rasanya bingung dan sedih. Kenapa bisa ada kista? Kista itu apa? Berbahayakah? Apakah menyebabkan kematian? Aku harus operasi? Bagaimana rasanya? Apa itu meninggalkan bekas? Apakah operasi jalan yang terbaik? Apakah langsung sembuh dan tidak muncul lagi kistanya? Banyak berkecamuk pertanyaan-pertanyaan yang sungguh membuatku khawatir kala itu.
Karena dikhawatirkan pecah, akhirnya langkah operasi yang aku tempuh. Alhamdulillah setelah itu aku tidak lagi merasakan sakit bahkan pingsan-pingsan setiap kali haid datang. Masalah baru lagi timbul ketika menikah, selama 6 bulan tak kunjung hamil. Beberapa orang bahkan perawat dan dokter mengatakan bahwa "biasanya" yang punya kista akan sulit mempunyai anak. Wah rasanya seperti dunia runtuh kala itu di keluarga kedua belah pihak, kami yang menikah terlebih dahulu dan orangtua juga mertua sangat mengharapkan kehadiran cucu.
Tapi dengan keyakinan, masih ada peluang walaupun kecil untuk mempunyai anak, alhamdulillah Allah masih kasih kepercayaan kami untuk memperoleh keturunan. Tapi, hai kista...yang semula aku pikir sudah mati, ternyata tidak semudah itu. Tepat 2 tahun usia anakku yang kedua. Ada semacam benjolan keras di perut bagian tengah. Bahkan tukang pijat juga tidak berani menyentuhnya dan menganjurkan aku konsultasi ke dokter.
Hasil USG menunjukkan ada benjolan di perut bagian tengah yang waktu itu dokter bilang kista padat. Dokter berkata sambil hati-hati mungkin melihat riwayatku pernah operasi kista, operasi cecar dan sekarang harus operasi lagi. Ya, dokter menyarankan aku untuk operasi karena kistaku sudah berdiameter 8 cm. Sedih juga, apa pemicunya juga tidak jelas. Karena ini berkaitan dengan hormon juga. Apalah aku sangat awam soal ini. Tapi yang kuingat-ingat mungkin ini pengaruh pola makanku juga. Beberapa bulan ini aku memang sering sekali dan tiap hari minum minuman instan yang mungkin sedikit banyak ada zat pengawetnya.
Aku tidak mau menyerah dengan jalan terakhir harus operasi. Aku coba cari-cari informasi obat herbal yang bisa menyembuhkan kista. Temu Putih (Curcuma Zedoaria) satu spesies dari famili Zingiberaceae. Bentuknya seperti temu kuning/ kunyit yang berwarna kuning. Temu putih ini jika diparut dan airnya diminum rasanya cukup pahit, berbeda dengan kunyit kuning. Menurut beberapa artikel yang ku baca bahwa temu putih dapat menyembuhkan tumor/ kista bahkan kanker. Akhirnya kucoba untuk meminum air perasan dari temu putih tersebut. Dan Alhamdulillah setelah 2 bulan kemudian aku coba periksakan kembali ke dokter, diameter kistaku berkurang menjadi 4cm. Dan dokter waktu itu juga akhirnya menyarankan aku melanjutkan terapi temu putih ini. 6 bulan kemudian hasil USG ku menunjukkan kistanya benar-benar hilang :-).
Terapi temu putih ini dapat dilakukan dengan membuat minuman temu putih sendiri. Ada beberapa artikel yang memberikan resep membuat ramuan tradisional. Tapi kalau pengalamanku pribadi, aku hanya membuat ramuan temu putih dengan cara diparut dan diberi air sedikit lalu diminum sehari max 2 kali. Atau secara praktisnya sudah banyak yang menjual obat herbal temu putih dalam bentuk kapsul. Praktis.
Â
Artikel lain tentang manfaat temu putih :
Manfaat Kunyit Putih, Kunyit Putih Ternyata Bisa Mengatasi Penyakit-penyakit Ini, dan Temu Putih,Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H