ISTERI PAK CAMAT KORBAN MEDIA SOSIAL. Sekali lagi, Media Sosial Jahat sekali, ia bukan hanya menyerang anak-anak muda, anak-anak gadis,ia juga menyerang mereka yang paroh baya, bahkan menyerang nenek-nenek. Bayangkan saja, kita sudah mendengar banyak orang yang mengalami hal yang tidak menyenangkan gara-gara Media Sosial. Itu sebabnya ada negara atau instansi yang menutup atau blok alamat situs media sosial tertantu sehingga mereka tidak dapat akses ke sana. Tetapi sekali lagi mencari kambing hitam akan kesalahan media sosial bukan solusi. Lalu ada orang menyalahkan hipnotis atau gendam, padahal ada orang yang memang sudah jatuh cinta gara-gara media sosial ini. Media Sosial bisa dipakai berbagai hal yang positip, tetapi bisa juga dipergunakan untuk hal yang negatif. Kita barang kali mengenal ada beberapa pasangan yang menikah justru berkenala via media sosial, sebaliknya ada yang bercerai juga karena media sosial. Artikel sebelumnya ada yang berselingkuh karena media sosial, nah isteri pak Camat ini sudah termasuk golongan berselingkuh tentunya.
Jikalau dilihat dari beberapa berita tentang pak camat di Jimbrana yang foto-foto isterinya lagi mandi tersebar di internet maka kemungkinan besar hubungan komunikasi dari isteri pak Camat dengan orang yang bernama Hendra (yang dituduh tersangka ) ini sudah cukup lama. Tidak mungkin prosesnya berjalan sehari lalu terjalin hubungan seperti itu. Nah kalau mau menuduh Hendra ini sebagai jaringan penipu juga kita salah karena belum ada laporan atau keluhan dari orang lain yang menjadi korban. Lalu, kenapa isteri pak Camat bisa melakukan demikian? Mari kita coba berimaginasi dan berargumentasi.
Kemungkinan isteri pak Camat melalui Media Sosial Facebook melihat foto dari sang pria itu "tampan" lalu tertarik pengin kenal lebih jauh. Foto itu sendiri bisa mengkelabui kita, karena orang boleh memakai foto siapa saja di dalam akun facebooknya. Tomy Soeharto melalui pengacaranya mengakui bahwa ia tidak memiliki satupun akun media sosial baik itu facebook, twiter, path, instagram dan sebagainya, sementara ada banyak orang bangga karena pernah chat dengan Tomy Soeharto, padahal akun palsu. Tomy Soeharto protes, karena ada orang mencatut namanya berikut fotonya kemudian memposting selentingan komentar-komentar yang intinya menjelek-jelekan pemerintah. Ahok Gubernur DKI Jakarta mengakui bahwa akun twiternya hanya satu, yang lainnya palsu, nah lo.. Tapi, isteri pak camat ini ketemu seorang pria yang kemudian barang kali terlibat chating, ngomong hal-hal asmara dan dilanjutkan dengan kirim mengirim foto, kita tidak tahu mereka pernah ketemu atau belum?
Sebenarnya kita tidak boleh menyalahkan pihak laki saja , sejujurnya pihak wanita juga kadang bisa lebih agresif dalam hal ini. Nah karena jalinan dengan sang pria begitu akrab dan dilanjutkan dengan nada-nada asmara barangkali sehingga isteri pak Camat ini rela mengirim foto-fotonya yang walaupun dalam keadaan mandi dan tidak memakai sehelai benang pun. Bahkan diberitakan isterinya juga sudah berkali-kali mengirimkan uang kepada pria itu dan jumlahnya sekian puluh juta. Bila tidak terkuak barang kali tidak masalah, yang menjadi problem adalah fotonya sekarang tersebar di jaringan sosial internet, itu sebabnya kalang kabut dan gegerlah pak Camat dan melapor pada polisi. Kita tidak tahu kenapa fotonya tersebar, tetapi ada kemungkinan foto itu dismpan dalam komputer seperti peristiwa Ariel & Luna Maya atau Ariel & Cut Tari, atau di Cell Phone, Celphone nya hilang atau diperbaiki, Atau juga karena salah kirim, yang mestinya perlu ke inbox tetapi masuk ke time line. Penulis tidak tahu, cuma tebak-tebak saja.
Nasi telah menjadi bubur, semacam video Ariel & Luna Maya atau Ariel Cut Tari masih ada hinga hari ini pada situs tertentu. Demikian juga foto isteri pak Camat ini juga demikian. Oleh karena itu bagi pemula pemain atau penguna media sosial, haruslah berhati-hati, jangan lalukan yang tidak bermanfaat di media sosial ini. Kondisi ini bukan hanya menimpa isteri pak Camat itu saja sebenarnya, ada banyak orang yang barang kali sudah kena batunya, tentu anda tidak mau kena gilirannya. (Mr. Anggrung) September 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H