Yah, sebenarnya artikel yang saya posting ini sudah cukup lama saya tulis. Namun mengingat kondisi masih dalam situasi pandemik seperti ini, bolehkah ya bernostalgia sedikit tentang pengalaman menjelajah alam hingga menyaksikan keindahan ciptaan tuhan yang indah luar biasa?
Tulisan ini saya tulis sekitar tahun 2015 yang lalu, namun belum pernah saya posting dimana-mana karena sempat saya kirim ke beberapa surat pembaca media elektronik online, namun sepertinya beleum menemukan respon atau jawaban. Sampai akhirnya saat ini baru ingat bahwa saya punya satu pengalaman yang saya abadikan dulu melalui tulisan yang sepertinya saat ini akan cukup banyak membuat orang iri karena situasinya tidak se-'merdeka' dulu untuk pergi menjelajah.
Baiklah, siapa pernah datang ke Wonosobo ? Mengunjungi salah satu kabupaten dengan aset wisata terbanyak di Jawa Tengah ini, akan sangat kurang jika tak menyaksikan langsung megahnya matahari tatkala keluar dari tempat peraduannya, tentu bagi yang pernah datang ke Wonosobo.Â
Seolah menjadi primadona baru, Bukit Sikunir, tempat menyaksikan secara langsung sunrise atau matahari terbit ini, ramai-ramai didatangi pengunjung setiap harinya.Â
Tak hanya wisatawan lokal, disana juga banyak ditemui wisatawan mancanegara yang berjejal mengeluarkan seluruh tenaga di pagi-pagi buta untuk mendaki bukit setinggi 2350 meter dpl tersebut demi menyaksikan langsung fenomena alam menakjubkan; Golden Sunrise.
Sempat disebut sebagai surganya para pemburu Sunrise, Kabupaten Wonosobo patut berbangga atas ciptaan tuhan yang maha kuasa ini. Keindahan kuning keemasannya cahaya matahari tatkala muncul dengan malunya menjadikan pengalaman tak ternilai harganya bagi siapa saja ketika menyaksikan langsung kemegahan matahari terbit di Bukit Sikunir.
Untuk menikmati indahnya Sunrise di tempat ini, saya dan para para pengunjung lainnya harus mendaki selama kurang lebih 40 menit lamanya.Â
Kami memulai start mendaki satu jam sebelum Sunrise, atau pukul 04.00 pagi demi mencari timing yang aman. Rasa capai dan lelah ketika mendaki bukit rasanya tidak ada karena excitement para pengunjung yang turut mendaki ditemani pemandangan alam yang masih berupa silouet pegunungan dengan bintang gemintang tersebar di atas selebar mata memandang.Â
Baru setelah sampai di puncak bukit, rasanya tidak ada sesal sama sekali dengan rasa dingin, capai dan segala perkara sebelum sampai di puncak.Â
Semburat cahaya kuning keemasan yang baru saja menampakkan diri sebelum sang surya benar-benar muncul, sudah melegakan segala dahaga akan kesaksian kebesaran sang maha pencipta.
Pukul 05.13 WIB saat kami akhirnya menemukan kenyamanan untuk duduk menunggui sang fajar, akhirnya sang surya perlahan-lahan mulai menampakkan wujudnya.Â