Mohon tunggu...
James Doe
James Doe Mohon Tunggu... -

Canadian born Indonesian with radical twist

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika "Mandat" menjadi beban bagi Jokowi

11 April 2014   05:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mandat jadi capres jadi beban buat Jokowi?

Anda pasti kira saya gila karna bilang mandat capres malah jadi beban Jokowi.

Tapi mandat yang saya bicarakan bukan mandat jadi capres PDIP tapi kata "Mandat" itu sendiri dan bagaimana PDIP menggunakannya.

Don't get me wrong, saya mendukung Jokowi jadi president tapi itu bukan berarti saya mendukung PDIP, terutama dengan cara PDIP "mengiklankan capres" mereka. Yah mungkin saya termasuk bagian dari Jokowi YES PDIP NO.

Bagi saya PDIP banyak dosa di masa lalu, dan cara mereka bertindak sebagai oposisi selama ini juga tidak meyakinkan saya. Terlalu banyak kebohongan dan pembodohan masyarakat menurut saya. Dari cara PDIP menghadapi masalah Risma hal itu saya rasa terlihat jelas.

So dimana beban "mandat" yang saya bicarakan?

Well beban mandat itu sebenarnya dari iklan PDIP itu sendiri. Iklan Indonesia Hebat yang berulang kali menginformasikan bahwa Megawati memberikan "mandat" pada Jokowi untuk menjadi Capres. Pemberian mandat itu menurut saya sepertinya tidak tulus dan iklan yang berulang-ulang justru lebih mengedepankan Megawati dan keluarganya bukan Jokowi. Seakan yakin pasti menang dan mengingatkan pada semua orang kalo mereka yang berkuasa dan bisa memberikan mandat seseorang untuk jadi President.

Jokowi sebenarnya berkah bagi PDIP, sebuah peluang untuk mengubah wajah PDIP yang lama dan kembali jadi pemenang di hati rakyat. Tapi sayang walau dengan anugrah yang besar seperti itu, PDIP tetap tidak tanggap dan tidak bisa merespon dengan perubahan, mungkin terlalu lama terlena dengan status "trah Soekarno." Resistensi untuk memajukan Jokowi sebagai capres terlihat jelas di kubu keluarga Mega, dan setelah diberi mandat sekalipun tetap yang diutamakan "trah Soekarno" dengan berulang-ulang menyatakan bahwa Mega memberikan "mandat" pada Jokowi jadi capres. Sebenarnya yang bisa memberikan mandat untuk jadi capres Mega atau rakyat si? Bukannya rakyat melalui survey yang "memaksa" mega untuk menujuk Jokowi? Ko seakan-akan sekarang itu kebijakan dan kehebatan Mega?

Saya rasa Gerinda dan Golkar sama-sama menangkap keengganan Mega untuk menunjuk Jokowi. ARB berulang kali menyatakan Mega lebih cocok jadi capres sehingga internal PDIP sendiri juga tidak yakin dengan Jokowi. Tapi pukulan paling telak saya rasa dari Prabowo dengan istilah "Presiden Boneka," hal itu bisa jadi benar atau tidak tapi dengan cara PDIP beriklan istilah "President Boneka" jadi lebih kerasa nyangkut di Jokowi. Ga heran suara PDIP tidak terangkat dengan pencapresan Jokowi.

So bagaimana cara Jokowi kembali unggul sebagai capres? Well salah satu caranya dengan meninggalkan jubah "mandat" dari Mega dan berdiri di depan sebagai pemimpin PDIP dan koalisi. Bila Jokowi tidak bisa lepas dari "mandat" itu sulit rasanya lepas dari predikat "President Boneka" yang diberikan Prabowo. Dan mungkin saja predikat itu benar jika Jokowi tidak bisa lepas dari mandat itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun