Mohon tunggu...
Jefri Suprapto Panjaitan
Jefri Suprapto Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pecandu kenangan, penikmat masalalu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahaya Kerinduan

9 Maret 2024   17:33 Diperbarui: 11 Maret 2024   18:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

            Tafsir terhadap kerinduan berbeda-beda, tergantung dari falsafah kerinduan masing-masing penafsir. Tafsir pertama oleh para kaum asmara konservatif, yaitu mereka-mereka yang sedang jatuh cinta. Menganggap kerinduan amat sangat penting bagi setiap perjalanan kisah kasih, kerinduan menjadi simplifikasi defenisi cinta yang begitu rumit, cinta tidak bisa dipelajari karena dia bersumber dari hati, semua yang bersumber dari pikiranlah yang bisa dipelajari, makanya rindu hadir. kerinduan adalah buah yang akan kita petik ketika jatuh cinta. Kerinduan itu tentang jarak, ketika kamu sering memikirkan scenario yang pada akhir ceritanya kamu bertemu dengan dia, itulah kerinduan. Pada tingkat yang lebih tinggi, kerinduan adalah system alaram alamiah yang ditujukan untuk membuatnya kembali. Kerinduan cenderung dianggap mempertegas eksistensi dari cinta.

            Tafsir kedua oleh para kamu asmara anarkis, yaitu mereka-meraka yang sedang patah hati. Menganggap kerinduan sebagai komponen patah hati. Kerinduan mengacu pada ketidakhadiran orang yang dicintai secara sementara atau permanent, baik secara fisik maupun emosi. Ketidakhadiran ini mengakibatkan imsomnia, kegelisahan, hilang nafsu makan, hilang konsentrasi, dapat mencegah kesenangan bahkan terhadap rutinitas yang dulunya menyenangkan. Kerinduan terkadang mencapai intensitas puncak penderitaan yang membuat para penderitanya meminum alcohol, mengonsumsi narkotika, obat penenang, atau bahkan hingga malas untuk bernafas. Semua itu dilakukan demi meringankan efek buruk kerinduan untuk sesaat. Orang-orang yang memiliki gejala kerinduan seperti, berhalusinasi setiap mendengar notif pesan di hpnya, membaca kembali fosil-fosil chat dengan dia, stalking media sosialnya walaupun pada akhirnya hanya bisa melihat foto profile kecil karena media sosialnya private, stalking media social teman-teman hingga keluraga hanya untuk sekedar mengetahui dia sedang apa dan sedang dimana. Pada tingkat yang paling buruk adalah menginstal aplikasi restore foto dan video, walaupun pada akhirnya foto atau video yang diharapkan tidak bisa kembali. Mereka--mereka yang mulai merasakan gejala kerinduan ini diharapkan menjauhi tempat-tempat yang menghadirkan kenangan, menjauhi benda-benda yang menghadirkan kenangan, menjauhi music/lagu yang menghadirkan kenangan, dan dimohon menjauhi kesepian.

            Jadi kamu berdiri diposisi mana?

           

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun