Mohon tunggu...
Jefri Suprapto Panjaitan
Jefri Suprapto Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pecandu kenangan, penikmat masalalu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

DN Aidit Santri yang Membelot Jadi PKI

9 Maret 2023   11:50 Diperbarui: 9 Maret 2023   11:55 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ahmad aidit dilahirkan tanggal 30 juli tahun 1923 dari keluarga ulama terpandang di kampung halaman nya. Ayahnya namanya adalah Abdullah Aidit, seorang tokoh terkemuka dari Muhammadiyah dan dia juga sempat mendirikan beberapa organisasi serta beberapa lembaga kajian keIslaman untuk warga sekitar kampungnya. Dengan demikian Ahmad Aidit yang lahir dan besar di lingkungan religius membuat dia ditempa dengan nilai-nilai dan ritual keislaman yang kuat. Aidit sendiri sangat fasih berbahasa Arab dan sering menjadi muadzin di Masjid karena suaranya yang lantang dan jelas. Disisi lain Aidit itu adalah orang yang sangat supel, dengan latar belakang yang lahir dilingkungan ulama terkenal dia masih dikenal sebagai anak yang sangat mudah bergaul dengan orang lain. Ia bergaul dengan empat geng di Belitung dan ia juga gemar bergaul dengan buruh di Gemeenschappelijke Mijnbouw Billiton. Tempat dimana, ia melihat para buruh berlumpur-lumpur, bermandi keringat, dan hidup susah. Sedangkan Meneer Belanda dan tuan-tuan dari Inggris hura-hura. Jiwa komunisme lahir disini

Berbekal dari keahlian dia dalam bergaul itu, Aidit kemudian memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 1940-an, tapi sebelum dia pindah, dia melakukan 2 hal; yang pertama dia khatam kan dulu semua Quran di depan keluarganya sekalian melakukan selamatan dan sebagainya, kedua dia meminta izin sama ayahnya untuk mengganti nama dari Ahmad Aidit berubah menjadi Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit). Mengapa namanya diganti menjadi DN Aidit?, apakah pada waktu itu dia sudah menjadi komunis sehingga dia menghilangkan label islam dalam dirinya? Jawaban nya belum, ia mengganti namanya karena terinspirasi dari pangeran Diponegoro dan dia berhasrat untuk mengungguli pangeran Diponegoro dengan cara menjadi Diponegoro dengan versi Nusantaranya dalam ruang lingkup yang lebih besar.

Ketika dia berangkat ke Jakarta, Aidit masih tergolong remaja tetapi dia langsung masuk ke dalam lingkaran orang-orang pejuang kemerdekaan termasuk didalamnya adalah Soekarno, Hatta, Ahmad subardjo dan sebagainya. Alasan kenapa Aidit bisa langsung masuk ke dalam lingkarang tersebut karena dia adalah seorang kutu buku, seorang revolusioner dan pembangkang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jadi syarat masuk ke dalam lingkaran orang-orang pejuang pada saat itu hanya dengan itu, makanya Aidit bisa langsung diterima, karena dia punya segala persyaratan itu.

Kemudian seiring berjalan nya waktu, Aidit belajar banyak berbagai hal termasuk komunisme. Disinilah ironisnya, diera kemerdekaan itu orang-orang yang berjuang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia banyak di antaranya, itu adalah orang-orang kiri. Contohnya Soekarno dengan marhaenisme nya, Hatta dengan ekonomi koperasinya yang dekat dekat dengan sosialisme. Jadi bisa disimpulkan, orang-orang yang memperjuangkan kemerdekaan itu adalah anti kolonialisme, kapitalisme, anti feodalisme dan oleh karena itu mereka adalah kelompok orang-orang kiri. Oleh karena itu Aidit sebenarnya dibimbing dan menjadi anak emas dari Hatta sudah mendapat asupan dari buku-buku orang-orang kiri, cuman dia lewat batas. Jadi ketika Soekarno Hatta cukup sampai sosialisme dan sosialisme itu tidak benar-benar masuk kedalam hati Aidit tetapi kemudian dia gunakan untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, pada waktu itu Aidit masuk terlalu dalam bahkan melampaui sosialisme sampai masuk komunisme.

Ada 4 alasan kenapa Aidit bisa masuk ke komunisme ; yang pertama, karena Aidit bergabung dengan PKI, yang pada waktu itu namanya masih belum jelas. Kedua, Aidit itu diberi tugas oleh pki untuk menerjemahkan buku-buku kiri, sehingga dengan pemahaman karena membaca buku tersebut, dia mulai terasuki oleh pikiran-pikiran komunisme. Kemudian yang ketiga, pada saat itu di masa revolusi, orang-orang yang memperjuangkan kemerdekaan hampir pasti membaca buku kiri. Dan yang keempat, karena pada dasarnya Aidit adalah seorang pembangkang. Kemudian dengan 4 alasan itulah maka Aidit itu menjadi komunis dan bertentangan dengan Soekarno maupun Hatta.(Lin and Galway 2022)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun