Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Afeksi dan Kognisi Konsumen dalam Pembelian Produk Agribisnis

20 Februari 2024   08:49 Diperbarui: 20 Februari 2024   08:57 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Afeksi adalah perasaan atau reaksi emosional dari sesorang terhadap sesuatu yang outputnya dikenakan pada suatu benda atau peristiwa tertentu.  Mislanya pada pembelian produk agribisnis, yakni sayuran organik pakcoy. Konsumen merasa puas terhadap syaur pakcoy yang dibelinya karena masih segar dnegan harga yang relatif terjangkau sehingga perasaan afeksi yang dikeluarkan bisa saja bnerupa review produk di instagram, pemberian rating yang bagus pada penjual, maupun ajakan untuk suadara dan teman terdekat untuk membeli produk yang sama. 

Adapun kognitif adalah tingkat kepercayaan dan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk , sehingga tingkat kognitif antar konsumen satu dnegna lainnya pasti berbeda. Proses afeksi dna kognisi yang dialami konsumen merupakan kedua hal yang salaing melengkapi. 

Ketika konsumen hanya membeli barang yang disukai tanpa memperhatikan kualitas atau pengetahuan terkait informasi gizi, kehalalan, mafaat dan lain-lain maka kana mengahsilkan kekecewaan baik jangka pendek atau jangau panjang steleah merasakan efek negatifnya. Proses ini menjunjukkan karakter, ketika konsumen cerdas dalam membeli meksipun ada promos harga miring atau diskon , konsumen tetap akan memperhatikan kualitasnya apakah sebanding dan apakah konsumen tersebut memerluakn atau menyukainya.  Proses afeksi dna kognisi ini dapat dimanfaatkan oleh produsen agrbisnis dalma meproduksi atau memmasarkan produk dengan memanfaatkan salah stau sisi.

Proses afeksi dna kognisi berjalan secara bergantian, apabila muncul rasa afeksi maka biasnay akan dilanjutnya dngena proses kognisi. Contoh nyata yang saya alami yaitu pada proses pembelian buah pear. 

Saat ini buah pear tersedia pada berbagai tingkat kualitas dan harga. Bahkan buah pear ada yang ditawarkan dnegna harga Erp.15.000/kg ,  tentu hal ini snagat menarik karena harganya yang snagat terjangkau ditambah lagi dengan penampakan buah pear yang dibalut dengan kertas dan jairng buah yang memperlihatkan kualitas yang baik pula. Saya yang snagat menyukai  udah pear tertarik untuk membeli, namun kemudia muncul proses kognisi dalam diri saya terhadap harga apael tersebut apkaah sesuai dnegan kualitas yang sya aharapkan dan apaah sudah sepadan. 

Proses ini berupa kepercayaan dan pengetahuan akan produk pear tersebut. Pengeathuan terkait produk pear mulai dari kesegaran, ukuran buah, warna kulit buah, tingkat kemanisan dan sbegainya menjadi tolak ukur dalam membeli. Apabila kondisi fisik buah pear yang terbalut kertas kenyataannya tidak sesuai dnegna yang ditawarkan, seperti ukurannya yang kecil dan kondisi buanya sudah tidak segar bahkan hampir busuk. Maka keputusna yang saya ambil adalah memilih tidka membeli buah pear dnegan harga tersebut. Karena prinsipn pembelian yaitu mengutamkana kualitas dnegna harga yang sepadan tentunya. Apbaila harga murah dan kualitas sepadan, akan tetapi tidak sesuai dnegan apa yang saya inginkan maka akan timbul rasa kekecewaan..  Lain halnya pabila kondisi buah masih bagus meskipun ukurannya agak kecil, maka keputusna saya akan tetap membeli buah pear tersebut karenadengan pertimbangan harga yang lebih murah.

Strategi yang dapat diterapkan penjual dalam pemasran pear dnegan harga yang lebih myrah, yaitu dnegna menempatkan pada bagian depan toko dan memberi tulisna harga yang besar sehingga konsumen yang melighat tertarik. Namun kepercayaan konsuemn perlu dijaga dnegan menunjukkan fisik buah pear tanpa balutan kertas pembungkus sehingga konsumen akan lebih mudah memutuskan akan mebeli ataupun tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun