Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Komoditas Kakao Indonesia dari Aspek Agroindutri, Posisi Kakao di Pasar Dunia dan Diversifikasi Produk

15 Februari 2024   16:15 Diperbarui: 15 Februari 2024   16:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Suwarto, dkk (2014) Tanaman perkebunan adalah komoditas yang diusahakan dengan tujuan komersil yang ditujukan untuk kebutuhan ekspor dan kebutuhan industri. Perkebunan di Indonesia memiliki sejarah perkembangan yang panjang berkaitan dengan kolonialisme, kapitalisme dan demokrasi. Kondisi Indonesia saat itu sangat dipengaruhi oleh kondisi negara jajahan, sehingga tanaman yang diusahakan mengikuti kebutuhan negara jajahan. Petani Indonesia sebelumnya menanam komoditas dengan sistem campuran seperti kopi dengan durian, pisang dan sebagainya. Namun setelah kedatangan penjajah, sistem pertanaman dibuat secara monokultur. Perkebunan memiliki ciri diantaranya yaitu skala usaha besar, padat modal, manajemen sumber daya lengkap, teknologi modern, dan komersil. Tanaman perkebunan yang diusahakan di Indonesia seperti teh, kopi, kakao, sawit, karet, tembakau, dan tebu.

Menurut BPS (2019) Indonesia menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia pada tahun 2019 dengan produksi sebesar  774,2 ribu ton. Kakao adalah tanaman yang dimanfaatkan biji buahnya sebagai bahan baku coklat. Tanaman kakao berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian Utara. Menurut Wahyudi (2008) Tanaman kakao di bawa oleh bangsa Spanyol pada tahun 1560 yang saat itu menjajah Indonesia tepatnya di Minahasa.  Jenis kakao yang diusahakan pertama kali adalah jenis Criollo Venezuela yang kemudian disusul jenis lain pada tahun 1880. Serangan jamur pada tanaman kopi pada abad 19 M mengakibatkan mayoritas petani beralih ke tanaman lain seperti kakao. Tujuan ekspor kakao pada masa kolonialisme salah satunya adalah negara Filipina yang mana pada tahun 1825-1838 ekspor kakao sebanyak 92 ton.

Menurut Puslitkoka, (2010) Produksi kakao mengalami penurunan akibat serangan hama, sehingga muncul pemuliaan tanaman kakao dengan memilih sifat yang unggul dan tahan hama penyakit. Upaya tersebut diterapkan oleh salah satu perkebunan kakao yakni Perkebunan Djati Runggo di Jawa Tengah. Penemuan klon atau varietas unggul tersebut menyebabkan budidaya kakao menyebar ke Jawa Timur hingga Sumatra.Tanaman kakao banyak di tanam di pulau Jawa, namun setelah abad ke 20  budidaya kakao di luar pulau Jawa lebih mendominasi.

Perkebunana yang dahulu dikuasai oleh pemerintah Belanda kemudian menjadi perkebunan nasional milik negara sisanya menjadi perkebunan swasta. Saat ini kakao menjadi salah satu tanaman perkebunan yang menyumbang devisa dari ekspor dan juga industri kakao dalam negeri serta meningkatkan perekonomian Indonesia dalam hala serapaan tenaga kerja. Pembahasan kakao sebagai tanamna perkebunan di Indonesia sangatlah luas. Penting untuk mengetahui karakteristik tanaman kakao, pelaku usaha yang berperan di setiap lini produksi, posisi kakao dalam pasar dunia serta bentuk produk olahan yang bisa dihasilkan.

REFERENSI

Wahyudi. 2008. Kakao Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Gilir. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Budidaya Kakao. : Jakarta :AgromediaPustaka.

Suwarto, Y. Oktavianty, dan S.Hermawati. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2019. " Statistik Kakao Indonesia Dalam Angka Tahun 2019."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun