Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mutu Benih Padi dan Metode Pembibitan Basah

11 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu sektor paling penting di Indonesia, sebagian masyarakat  Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama sebagai petani padi karena padi atau beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia (Suherman dkk, 2019). Tanaman padi termasuk dalam Divisio Spermatophyta, kelas Monokotiledon, Ordo Glumeforae, Famili Graminae, Genus Oryza, dan Spesies Oryza sativa L. (Utama, 2015). Masyarakat Indonesia banyak yang mengalami kesulitan dalam menentukan benih padi apa yang akan mereka gunakan dalam bercocok tanam,baik sebagai bahan pangan maupun bahan penanaman kembali menjadi benih. Benih merupakan biji tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis dan berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Kegiatan berbudidaya pertanian benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan terhadap produksi, karena selain menjadi salah satu faktor penentu yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan menghasilkan, juga dalam penyediaannya tidak dapat dipandang mudah walaupun aspek lain budidaya mendukung, tanpa didukung oleh penyediaan benih yang baik, unggul dan bermutu sulit dicapai hasil yang optimum. (Ali dkk, 2017)

Penanaman padi perlu diperlukan teknik yang baik dan benar, sehingga dapat memperoleh padi yang unggul dan berkualitas. Pembibitan padi juga memerlukan teknik yang baik dan benar. Dasarnya menyemai benih padi dilakukan hanya untuk mendapatkan bibit padi berkualitas sebelum dipindahkan tanamkan ke lahan budidaya, selain itu terdapat petani yang menyemai dengan menaburkan langsung ke sawah, namun cara tersebut dinilai kurang efektif dan seringkali dapat memunculkan masalah lain dalam pertumbuhannya. (Ochi et. al, 2017) Pembibitan tanaman padi biasanya dilakukan dengan pembibitan basah dan pembibitan kering, kedua cara tersebut sama dalam pembibitannya, perbedaannya hanya dalam ketersediaan air pada media tanam. Pembibitan basah yaitu pembibitan yang dilakukan di areal sawah yang memiliki ketersediaan air yang cukup banyak atau dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen, sedangkan pembibitan kering yaitu pembibitan yang dilakukan di areal sawah yang memiliki ketersediaan air yang terbatas. Pembibitan kering juga dapat dilakukan di lahan rumah, keuntungan pembibitan ini adalah mudah dilakukan, praktis dalam pemanenan bibit, perawatannya mudah, biaya kerja lebih murah, serta bibit lebih terkontrol dalam perawatannya karena dekat dengan rumah. (Akhtar et.al, 2017)

Pemeliharaan dalam pembibitan juga penting dilakukan, agar menghasilkan bibit yang unggul dan berkualitas. Pemeliharaan tersebut seperti melakukan pengairan. Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi di sawah. Air yang digunakan untuk pengairan padi di sawah biasanya air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. (Sabur dan Ratmini, 2016). Pemeliharaan lainnya seperti penyulaman, penyulaman yaitu mengganti tanaman padi yang padi. Penyiangan juga perlu dilakukan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak tumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan padi. Pemeliharaan lainnya yaitu pemupukan, pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah.

Dalam pembibitan, serangan hama juga menjadi ancaman serius bagi petani dalam membudidayakan padi. Hal ini perlu diwaspadai agar pembibitan padi mendapatkan hasil yang maksimal. Jenis hama yang menyerang tanaman padi seperti tikus, penggerek batang, keong mas, wereng, walang sangit, dan burung. Selain itu pencabutan bibit pada media pembibitan untuk dipindah juga diusahakan agar bibit tidak terlalu muda agar bibit tidak rentan mengalami kematian. Begitu juga jika terlalu tua berdampak pada jumlah anakan yang sedikit. Waktu dalam melakukan pembibitan harus memperhatikan kesiapan areal yang akan ditanami, dengan cara menghitung mundur dari tanggal tanam dikurangi umur bibit siap dipindah tanam. (Cal-llin et.al, 2017)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun